Klasifikasi Ilmiah
|
||
Kerajaan
|
Plantae
|
|
Divisio
|
Magnoliophyta
|
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
|
Ordo
|
Piperales
|
|
Familia
|
Piperaceae
|
|
Genus
|
Piper
|
|
Spesies
|
P. Betle
|
|
Oleh : Lanang Hendro Susili 66966 / 2005, Jurusan Kimia Fmipa-Universitas Negeri Padang
Editor oleh : Tarmizi
Editor oleh : Tarmizi
Daun sirih secara umum dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia untuk perlengkapan upacara adat, misalnya pada masyarakat
rumpun Melayu. Tumbuhan merambat ini biasanya ditemukan di pekarangan rumah,
namun masih jarang masyarakat menanamnya secara khusus karena tanaman ini dapat
tumbuh secara liar. Selain digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat,
sirih juga dapat digunakan sebagai obat tradisional. Sekarang masyarakat sudah
mulai membudidayakan tanaman ini untuk tujuan industri.
Sirih
mengandung senyawa metabolit sekunder yang membuatnya dapat dijadikan obat.
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman sirih ini antara lain : minyak
atsiri, seskuiterpen, pati, diatase, gula, zat samak chavical dan senyawa
metabolit sekunder lainnya, yang memiliki daya mematikan kuman antioksi
dan fungisida.Sirih juga dapat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga
bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka dikulit dan gangguan saluran
pencernaan. Sirih bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan luka,
hemokstatik, dan menghentikan pendarahan. Senyawa metabolit sekunder untuk
pengobatan ini lebih dikenal dengan senyawa bioaktif.
Tanpa
suatu senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu tidak dapat digunakan
sebagai obat. Hampir semua tumbuhan memiliki zat bioaktif terutama tumbuhan
yang mengandung zat hijau daun (klorofil). Senyawa bioaktif yang terdapat dalam
tumubuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid,
saponin.
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekonologi dan banyaknya temuan manusia di
bidang bioteknologi, sekarang diproduksi kosmetik, obat dan makanan yang
menggunakan ekstrak tumbuhan dan buah. Salah satunya menggunakan ekstrak sirih
sebagai bahan baku produk tersebut antara lain untuk produk pembersih
kewanitaan, sabun, pasta gigi dan minuman.
Paper ini penulis buat dengan tujuan berikut ini.
1.
Memberikan gambaran tentang senyawa
metabolit yang terdapat dalam tanaman sirih.
2. Memberi pengetahuan kepada pembaca cara
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tanama sirih.
Dalam paper ini penulis membatasi masalah pada
empat point saja yaitu senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam sirih.
Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan diatas, maka kegunaan
penulisan paper ini adalah :
1. Sebagai pengetahuan terhadap pemnbaca
tentang kandungan yang terdapat dalam tanaman sirih.
2. Sebagai penelitian lebih lanjut.
Botani Tumbuhan
Sirih nama sejenis tumbuhan merambat, daun dan
buahnya dimakan orang, dikunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Berperan
dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun melayu. Tanaman ini juga
digunakan sebagi tanaman obat. Tanaman sirih tidak hanya dikenal di Indonesia
tetapi juga dikenal di luar negeri. Di Inggris sirih dikenal dengan nama kind
of plant, betel vine. Sedangkan di Iondonesia sendiri sirih juga dikenal dengan
bermacam – macam nama, misalnya ranub (Aceh), sireh, sirih (Palembang), belo
(Batak Karo), demban (Batak Toba), lahina tawuo (Nias), sirih (Minang), canbai (Lampung),
seureuh (Sunda). Namun nama yang paling umum adalah sirih.
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15
m. Batang sirih bewarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tumbuh berselang seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bunganya
majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panajngnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat kepal
putik tiga sampai buah bewarna hijau keabu – abuan. Akarnya tunggang,
bulat dan bewarna coklat kekuningan.
Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih
terdiri dari minyak atsiri hidroksikavical, kavicol, kavibetol,
allylprokaterol, eugenol, p – cyneme, cineole, caryfelen, kadimen etragol,
terpena, fenil propada , tanin dan sebagainya. Karena kelengkapan kandungan zat
senyawa kimia bermanfaat ilmiah, daun sirih memiliki banyak manfaat yang sangat
luas sebagai obat. Bahkan dalam upacara adat, peranan daun sirih sangat
dominan, seperti antara lain dalam upacara adat, upacara sehari sebelum
pernikahan di keluarga Sunda, “Sekapur Sirih” pada acara – acara kawasan
sumatera.
Manfaat sirih Yang paling menonjol adalah untuk pengobatan, mulai dari sebagai obat batuk,
bronchitis, gangguan lambung, rematik, menghilangkan bau badan, keputihan dan
sebagainya. Bahkan rebusan air sirih juga sangat bermanfaat untuk obat
sariawan, pelancar dahak, pencuci luka, obat gatal – gatal, obat sakit perut
yang melilit, obat jantung dan menghentikan pendarahan.
Budidaya tanaman sirih sangat sederhana,
umumnya berbentuk stekkan batang dewasa yang memiliki bagian bukunya (yang akan
menghasilkan akar kalau ditanamkan), atau distek pada bagian buku atas. Kalau
kemudian sediaan batang lilitan tersebut, ditanamkan pada tanah gembur and
basah, hanya dalam waktu singkat tunas akan tumbuh. Perlu disediakan batang
karena sirih merupakan tanaman merambat.
Kegunaan Sirih
Beberapa penggunaan
daun sirihdiantaranya berikut ini.
Sebagai obat dalam tubuh
|
Sebagai obat luar tubuh
|
Batuk
Sariawan
Bronchitis
Jerawat
Keputihan
Sakit gigi karena berlubang
(daunnya)
Demam berdarah
Baun mulut
Haid tidak teratur
Asma
Radang tenggorokan (daun dan
minyaknya)
Gusi bengkak (getahnya)
|
Eksim
Luka bakar
Koreng (pyodermi)
Kurap kaki
Bisul
Mimisan
Sakit mata
Pendarahan gusi
Mengurangi produksi ASI
Menghilangkan gatal
|
Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2
lembar daun segar Piper bettle, di cuci, digulung kemudian dimasukkan kedalam
lubamg hidung.
Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa –
senyawa hasil metabolis sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam
makhluk hidup dan ditemukan dalam jumlah sedikit. Umumnya terdapat pada semua
organ tumbuhan (terutama tumbuhan tingkat tinggi) pada akar, kulit, batang,
daun, dan biji serta sedikit pada hewan.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat berkaitan
dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu
tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdaat dalam
tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dll.
Alkaloid
Alkaloid sekitar 5500 telah diketahui,
merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Tidak satupun istilah
alkaloid yang memuaskan, tetapi pada umumnya alkaloid mencakup senyawa yang
bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom Nitrogen, biasanya dalam
gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik.
Alkaloid
menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa,
mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid
seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi
yang menonjol, jika digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid
biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk
kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya nikotina) pada suhu
kamar.
Uji sederhana, tetapi yang sama sekali tidak
sempurna. Untuk alkaloid dalam daun dan buah segar adalah rasa pahit dan
lidah. Misalnya, alkaloid kuina adalah zat yang dikenal paling pahit dan pada
konsentrasi 1 x 10-3 memberikan rasa pahit yang berarti.
Struktur alkaloid beranekaragam, dari yang
sederhana sampai yang rumit. Satu dari yang sederhana strukturnya , tetapi
efeknya tidak sederhana adalah nikotina. Dalam, dosis tinggi nikotin bersifat
toksik dan pernah digunakan sebagai insektisida. Dalam dosis rendah nikotin
bertindak sebagai stimulan terhadap sistem syaraf otonom. Jika dengan dosis
tinggi nikotin dapat menekan sistem syaraf sehingga aktivitas dibawah sadar.
Secara umum, golongan senyawa alkaloid
mempunyai sifat – sifat sebagai berikut ini.
- Biasanya merupakan kristal tak bewarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform.
- Bersifat basa, pada umumnya beberapa pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis secara optis aktif.
- Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, kalium merkuriiodida dan lain sebagainya. Dari endapan – endapan ini, banyak juga yang memiliki bentuk kristal yang khusus sehingga sangat bermanfaat dalam identifikasinya.
Senyawa alkaloid dapat diklasifikasikan
dari gugus fungsi yang dikandungnya : (Rangke, 1998 : 133)
a.
Alkaloid feniletamin, misalnya efedrin.
b.
Alkaloid pirolidin, misalnya higrin dari
koka.
c.
Alkaloid piridin, misalnya asam nikotinat.
d.
Alkaloid perpaduan pirolidindan piridin,
misalnya nikotin.
e.
Alkaloid kuinolin, misalnya kuinin.
f.
Alkaloid isokuinolin, misalnya papaverin.
g.
Alkaloid fenantrena, misalnya emetin.
h.
Alkaloid indole yang masih dapat digolong –
golongkan menjadi :
· Alkaloid sederhana,
misalnya triptamin.
· Alkaloid ergot, misalnya
serotonin.
· Alkaloid hermala,
misalnya β-karbolin.
· Alkaloid yahimbe,
misalnya reserpin.
· Alkaloid strychnos,
misalnya brusin dan strinkin.
Flavonoid
Flavonoid adalah salah satu jenis senyawa yang
bersifat racun/aleopati terdapat pada tumbuhan, merupakan persenyawaan
glukosida yang terdiri dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid yang
tidak ada rasanya disebut hesperidin, sedangkan limonin menyebabkan rasa pahit.
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Golongan
flavonoid mencakup banyak pigmen yang palig umum dan terdapat pada seluruh
dunia tumbuhan mulai dari fungi sampai angiospermae.
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai
deret senyawa C6, C3artinya kerangka karbonnya terdiri
atas 2 gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan
oleh rantai alifatik ketiga karbon. Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu
bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen warna kuning, dapat
larut dalam air dan pelarut organik. Mudah terurai pada temperatur tinggi.
Flavonoid punya sejumlah kegunaan. Pertama,
tyerhadap tumbuhan, yaitu sebgai pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis,
kerja antimiroba dan antivirus. Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai
antibiotik terhadap penyakit kanker dan ginjal, menghambat pendarahan. Ketiga,
terhadap serangga, yaitu sebagai daya tarik serangga untuk melakukan
penyerbukan. Keempat, kegunaan lainnya adalah sebagai bahan aktif dalam
pembuatan insektisida nabati adari kulit jeruk manis.
Terpenoid
Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa
tumbuhan dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis
semua senyawa tumbuhan itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi semua senyawa
terpenoid berasal dari molekul isoprena dan senyawa karbonnya dibangun oleh
penyambungan dua atau lebih satuan C5 ini.
Para ahli kimia mengetahui bahwa terpene –
terpene ini tersusun dari senyawa – senyawa yang mengandung suatu gabungan
kepala – ke – ekor dari satuan – satuan kerangka isoterpena (kepala adalah
ujung yang terdekat ke cabang metil. (Fessenden Ralph : 148)
Terpene dikategorikan berdasarkan banyaknya
pasangan satuan isoprena yang dikandungnya
Tabel 1
Tabel 1
No
|
Klasifikasi Isoprena
|
Satuan Isoprena
|
1
|
Monoterpena
|
Dua satuan isoprena
|
2
|
Seskuiterpena
|
Tiga satuan isoprena
|
3
|
Diterpena
|
Empat satuan isoprena
|
4
|
Triterpena
|
Enam satuan isoprena
|
5
|
Tetraterpena
|
Delapan satuan isoprena
|
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari minyak atsiri yaitu monoterpena dan seskuiterpena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena yang sukar menguap (C20), sampai ke senyawa yang tidak menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen katenoid (C40). Masing – masing golongan terpenoid itu (tabel 1) penting, pada tumbuhan dan metabolisme maupun ekologi tumbuhan.
Senyawa terpena dihasilkan oleh polimerisasi
isoprena. Tahap pertama biosintesis terpena
adalah kondensasi ester secara enzimatik dari porsi – porsi asetil dari
asetilkoenzime A. Zat antara dalam pembentukkan terpena adalah pirofosfat dari
mevalonat dan sepasang isopentil alkohol. Suatu jalur biosintetik ke terpena
dan steroid yang disingkat.
Saponin
Saponin merupakan suatu senyawa
glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu
senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula
(glikon) dan non-gula (aglikon), saponin ini terdiri dari dua kelompok : saponin
triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan untuk bahan pencucui
kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui
metode ekstraksi.
Steroid
Steroid adalah suatu senyara yang mengandung
sistem cincin berikut. Keempat cincin tersebut ditandai dengan A, B, C, dan D.
Diawali dengan cincin A, menuju ke cincin D, kemudian gigis metil angular
(ujung titian) dan akhhirnya ke rantai samping yang ada. Steroid dapat
diartikan sebagai kelas senyawa organik bahan alam yang kerangka strukturnya
terdiri dari androstan (siklopentana fentrena). (Fessenden : 422)
Sebagian besar dari steroid mempunyai
sifat sebagai berikut:
- Mengandung gugus fungsi oksigen (sebagai = O atau OH) pada C3
- Mengandung gugus samping pada C17
- Banyak yang mengandung ikatan rangkap C4 – Cs atau C5 – C6
Data Hasil Identifikasi
Tabel 1. Data hasil identifikasi senyawa
Bioaktif dari Daun Sirih
Uji
|
Pereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
Alkoloid
|
Mayer
Wagner Dragendorf
|
+
+
+
|
Keruh
Endapan coklat
Endapan orange
|
Flavonoid
|
HCl pekat dan serbuk magnesium
|
-
|
-
|
Steroid/terpenoid
|
Anhidrida asetat dan H2SO4pekat
|
-
|
-
|
Saponin
|
Air suling
|
+
|
Terbentuk busa yang stabil
|
Pembahasan
1. Identifikasi
Alkaloid
Pada identifikasi alkaloid ini digunakan
metoda Culvenor – Fitzgerald, filtrat yang diperoleh dengan merajang halus dan
mengerus sampel dalam lumpang kemudian ditambahkan dengan amoniak – kloroform
0,05 N serta larutan H2SO4 2 N diuji dengan beberapa pereaksi. Bersadarkan
data yang diperoleh, diketahui bahwa sirih mengandug alkaloid. Hal ini
ditunjukkan denga adanya warna keruh ketika filtrat direaksikan dengan pereaksi
Mayer dan endapan coklat ketika direaksikan dengan pereaksi Wagner serta
endapan orange bila direaksikan dengan Dragendorf. Hal ini sesuai dengan
literatur yang ada.
2. Identifikasi
Flavonoid
Pada percobaan identifikasi flavonoid, sampel
juga dirajang halus kemudian diekstrak dengan metanol dan dipanaskan selama 5
menit, Sampel yang diuji adalah daun sirih. Setelah daun sirih dipanaskan, sampel ditetesi dengan HCl dan sedikit serbuk Magnesium, ternyata
tidak didapat warna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa sirih tidak mengandung
flavonoid.
3. Identifikasi
steroid/terpenoid
Pada percobaan identifikasi steroid, lapisan
kloroform yang diperoleh pada uju alkaloid ditempatkan pada plat tetes yang
dikeringkan. Pengeringan memerlukan waktu yang sangat lama. Jika sampel tidak
dikeringkan maka akan susah untuk mengamati perubahan warna pada asampel
setelah ditambahkan H2SO4 pekat. Pada percobaan ini
setelah ditambahkan H2SO4 pekat tidak diperoleh
warna. Hal ini menunjukkan daun sirih tidak mengandung steroid atau terpenoid.
4. Identifikasi
Saponin
Pada percobaan pengujian saponin digunakan
sampel yang kering. Sampel kering yang digunakan, dirajang halus dan ditambakan
air suling kenudian dipanaskan. Hasil yang didapat positif yang ditandai
dengan terbentuknya busa stabil selama 5 menit.
Kesimpulan
Tanaman sirih awalnya digunakan masyarakat
untuk pelengkap upacara adat dan obat tradisional. Sirih dapat digunakan sebagi
obat karena sirih mengandung senyawa metaboli sekunder atau yang lebih dikenal
sebagai senyawa bioaktif. Dengan berkembangnya kemajuan IPTEK, tanaman sirih
telah dimodifikasi dalam produk kosmetik, obat dan makanan. Senyawa metabolit
sekunder yang terdapat didalam tanaman sirih yang diidentifikasi dalam paper
ini adalah alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan steroid.
Daun sirih yang dijadikan sampel memberikan
tes positif pada alkaloid dengan terdapatnya endapan pada larutan setelah
ditambahkan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf dan tes saponin yang ditanai
dengan adanya busa yang stabil selam 5 menit. Sirih tidak mengandung flavonoid,
steroid dan terpenoid yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.
Saran
· Agar pembaca dapat mempergunaka sirih
sebagai salah satu tanaman obat.·
Memberi pengetahuan tentang cara
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada tanaman sirih.
DAFTAR PUSTAKA
·
Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia
Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
·
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Terjemahan
Suminar Achmad. Jakarta : Erlangga.
·
L.Tobing, M.Sc.,Rangke. 1989. Kimia
Bahan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Tarmizi. 2008. Pereaksi Kimia. UNP Press
Tarmizi. 2008. Pereaksi Kimia. UNP Press
·
Tim Kimia Organik. 2007. Penuntun
Pratikum Kimia Organik 2. Padang: FMIPA UNP.
·
2006. Sirih Panjang. http//www.phm-my/sirih
pinang/sp sirih.htm. Diakses tanggal 6 November 2007.