Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Selasa, 04 Maret 2014

Web sebagai Desain Informasi dan Massage Design: Sebuah Perspektif tentang Sejarah Desain Komunikasi Visual

Oleh: Nasbahry Couto

1. Web Sebagai Desain Informasi
Ada orang yang berpikir dan menyangka Web itu adalah media (channel), seperti poster sebagai media iklan dan sebagainya. Web itu bukanlah media, sebab Web itu adalah informasi yang mengalir melalui layar komputer. Jadi yang menjadi media sebenarnya adalah layar komputer dan perangkat lainnya, sedangkan web adalah halaman halaman informasi baik dalam bentuk imaji maupun kata-kata. Oleh karena itu mendesain web adalah mendesain informasi, desain informasi itu di desain oleh desainer web, kemudian muncul dan mengalir melalui layar komputer. Untuk mendukung argumen ini kita ambil beberapa definisi web sebagai berikut.
World Wide Web atau WWW atau juga dikenal dengan WEB adalah salah satu layanan yang didapat oleh pemakai computer yang terhubung ke internet. Web ini menyediakan informasi bagi pemakai computer yang terhubung ke internet dari sekedar informasi “sampah” atau informasi yang tidak berguna sama sekali sampai informasi yang serius; dari informasi yang gratisan sampai informasi yang komersial. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Menurut Boone (Thomson), Web adalah koleksi sumber informasi kaya grafis yang saling berhubungan satu sama lain dalam internet yang lebih besar.Cara Kerja web, juga menunjukkan bahwa web itu adalah informasi sebagai berikut ini.
  • Informasi web disimpan dalam dokumen dalam bentuk halaman-halaman web atau web page.
  • Halaman web tersebut disimpan dalam computer server web.
  • Sementara dipihak pemakai ada computer yang bertindak sebagai computer client dimana ditempatkan program untuk membaca halaman web yang ada di server web (browser).
  • Browser membaca halaman web yang ada di server web.
2. Perbedaan Desain Informasi (Web) Dengan Desain Informasi Grafis

Desain web tidak mengutamakan dan mengenal istilah ilustrasi, dan caligraphy (huruf indah) sebagai prinsip estetik. Tetapi estetika didekati melalui prinsip keselarasan (harmony) dan proporsi (proportion) templat yang dipakai. Oleh karena itu harus dibedakan antara antara literasi utvisual web dengan grafis. Grafis dipakai  pada media cetak dan lukis dan print, sedangkan web pada layar komputer. Keduanya memiliki persamaan dalam hal penggunaan teks (kata-kata) dan imaji (gambaran-gambaran). Dalam desain web, antara kata dan imaji keduanya dianggap bahasa visual.  Sedangkan pada grafis bahasa visual dan verbal berbeda. Perbedaan itu adalah sebagai berikut:


Informasi (WEB) (Information Design)
Informasi Grafis (Graphic Design)
1
Bahasa gambar (maji) dan bahasa verbal (kata) tidak dibedakan keduanya dianggap aksara (literasi) visual
Bahasa gambar dan bahasa verbal dibedakan sendiri-sendiri, yaitu antara gambar dan aksara (kata) dibedakan maksud dan pengertiannya
2
Setiap gambar dan kata dapat menggerakkan tindakan manusia, misalnya dalam bentuk perintah  link atau hiperlink
Setiap gambar dan kata dapat tidak menggerakkan  tindakan manusia, tetapi menggerakkan pikiran dan perasaan manusia
3
Yang tampil di layar komputer bukan berfungsi sebagai media tetapi informasi, jadi semua tampilan web sebenarnya informasi.
Karya grafis adalah media bagi informasi tertentu baik yang sederhana maupun yang kompleks seperti karya cetak, buku.
4

Mendesain web adalah mendesain informasi dan menerima informasi melalui layar komputer
Mendesain grafis  dapat mendesain informasi melalui layar komputer, tetapi informasinya diperoleh bukan pada layar komputer, tetapi  media seperti kertas, papan, spanduk, bilboard dsb.
5
Untuk mendesain web harus memahami literasi visual (visual literacy), yaitu informasi visual sebagai bahasa yang interaktif.
Untuk mendesain grafis harus memahami bahasa visual (visual laguage), estetika dan komposisi dsb, sifatnya statis, tidak interaktif.

Apakah literasi visual ? perlu dijelaskan
Apakah komunikasi visual grafis ? Tidak perlu dijelaskan karena umumnya dikenal pembelajar DKV

Untuk melihat posisi desain pesan pada proses komunikasi  lihat bagan di bawah ini



Untuk melihat perbedaan desain lebih lengkap lihat tabel di bawah

Desain Pesan
(Massage)
Teori/ Konsep/ Ide
Contoh Media
(Channel)
1
Desain Pesan untuk Grafis
(Graphic Design)
Prinsip Grafis 2 D dan 3 D
Gambar, lukisan, 2 Dimensi, grafis lingkungan (3D)
2
Desain Pesan untuk Informasi (Information Design)
Prinsip Desain Informasi
Internet, Komputer
3
Desain Pesan untuk informasi
(instruction design)
Prinsip Desain Instruksi untuk pembelajaran
Materi dan Media Pembelajaran
4
Desain Pesan untuk Desain untuk Massa,
(Mass design)
Prinsip Desain Mass media, media tradisional, media baru
Material mass media : Koran, Majalah, Radio, TV, Internet
5
Desain Pesan untuk Persuasi (Persuation Design)
Prinsip desain Persuasi
Semua media


a. Pengertian tentang Literasi Visual
"Jika orang tidak diajarkan bahasa suara dan gambar, apakah mereka harus dilihat sebagai buta huruf seolah-olah mereka telah meninggalkan bangku kuliah tanpa mampu membaca atau menulis?" (Lucas, 2004)

Istilah "literasi visual" pertamakali dikemukakan oleh John Debes, salah satu pendiri International Visual Literacy Association. Pada tahun 1969 Debes menawarkan definisi tentatif konsep literasi visual: " Literasi visual adalah bagian dari kemampuan kompetensi visi manusia yang dapat dikembangkan dengan melihat dan pada saat yang sama memiliki kemampuan dan mengintegrasikan pengalaman sensorik lainnya. " Sebuah white paper yang disusun pada Januari 2004, mendefinisikan literasi visual sebagai" memahami bagaimana orang melihat benda, menafsirkan apa yang mereka lihat, dan apa yang mereka pelajari dari penglihatan mereka.

Kemudian apa yang terjadi, berbagai disiplin ilmu seperti bidang pendidikan, sejarah seni dan kritik, retorika, semiotika, filsafat, desain informasi, dan desain grafis berebut memanfaatkan istilah/term literasi visual itu, sampai kemudian tiba di definisi umum tentang literasi visual telah diperebutkan sejak penampilan pertamanya di publikasi profesional.

Sebagai contoh, dalam dunia pendidikan di Eropah dan Amerika telah terjadi perubahan pandangan yang semula bahasa verbal sebagai tujuan kognitif anak didik dan pengukur kecerdasan, kemudian berubah ke tujuan pendidikan  berbasis visual. Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh dunia informasi seperti dunia internet dan komunikasi informasi terkini berbasiskan bahasa visual, bukan lagi verbal.

Seperti yang dilansir Wikipedia, literasi visual (Visual Literacy) adalah kemampuan untuk menafsirkan, menegosiasikan, dan membuat makna dari informasi yang disajikan dalam bentuk gambar, memperluas makna literasi, yang biasanya berarti menafsirkan tulisan teks atau dicetak. Literasi visual didasarkan pada gagasan bahwa gambar dapat "dibaca" dan makna yang dapat dikomunikasikan melalui sebuah proses membaca. (Wikipedia, 2014).

Wileman (1993) mendefinisikan literasi visual sebagai "kemampuan untuk 'membaca', menafsirkan, dan memahami informasi yang disajikan dalam bentuk gambar imaji grafis" (hal. 114).[1] Definisi yang sama untuk Visual Literacy adalah "kemampuan belajar untuk menafsirkan pesan visual yang akurat dan (sebaliknya) untuk membuat pesan tersebut" (Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999, hal. 64).[2] ERIC mendefinisikan literasi visual sebagai "sekelompok kompetensi yang memungkinkan manusia untuk membedakan dan menafsirkan tindakan, benda, dan / atau simbol, yang alami atau yang dikonstruk yang kelihatan, yaitu yang mereka hadapi dalam lingkungan" (http://searcheric.org/ )

Sinatra mendefinisikan literasi visual sebagai "rekonstruksi aktif pengalaman visual masa lalu dengan pesan-pesan visual yang masuk untuk mendapatkan makna tertentu"(hal.5), dengan penekanan pada tindakan pelajar untuk membuat rekognisi/recognition (pengenalan).[3]
Penggunaan dan penginterpretasian imaji-imaji adalah sebuah bahasa yang khas dalam arti bahwa imaji  dipakai untuk mengkomunikasikan pesan yang harus dibaca (decoded)  dalam rangka untuk memiliki makna tertentu (Branton, 1999; Emery & Flood, 1998).

Jika literasi visual dapat dianggap sebagai bahasa, maka ada kebutuhan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi menggunakan bahasa ini, termasuk menjadi waspada dan kritis terhadap pesan visual itu atau melihat gambar sebagai bahasa pesan. Visual Literacy, seperti language literacy, adalah budaya yang spesifik meskipun ada simbol atau gambar visual yang sifatnya universal dan dipahami secara global.

Dalam komunikasi visual terdapat terdapat kaitan erat antara decoder-encoder, decoder adalah kemampuan menafsirkan/membaca/ mengetahui, sebaliknya encoder adalah kemampuan mengevaluasi, menerapkan dan membuat konsep representasi visual.

Kesimpulan umum tentang literasi visual adalah berikut ini. Literasi visual  adalah kemampuan untuk mengevaluasi, menerapkan, atau membuat konsep-konsep representasi visual. Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk menilai keuntungan dan kerugian dari representasi visual, untuk meningkatkan kekurangannya, untuk menggunakannya untuk menciptakan dan mengkomunikasikan pengetahuan, atau untuk merancang cara baru untuk mewakili wawasan tertentu.

Pendekatan didaktik (dunia kependidikan) terutama adalah untuk memberikan akar pendidikan visualisasi dalam konteks aplikasinya, yaitu memberikan sikap kritis yang diperlukan, prinsip, alat dan umpan balik untuk mengembangkan bentuk visualisasi yang berkualitas tinggi baik untuk mereka sendiri maupun untuk masalah tertentu (problem-based learning). Baik untuk persamaan visual  di berbagai bidang, dan eksplorasi visual yang khusus di bidang spesialisasi tertentu melalui studi kasus kehidupan manusia yang nyata.

3. Bahasa Visual

Sebuah bahasa visual adalah sistem komunikasi yang menggunakan unsur-unsur visual. Dalam pandangan baru, imaji-imaji (gambaran) dan teks verbal dipandang sebagai imaji visual dan bahasa visual. Di abad ke-21, bahasa visual telah menggeser penggunaan bahasa verbal, verbal-visual dianggap sama yaitu visual.Ucapan/bahasa sebagai sarana komunikasi tidak dapat benar-benar dipisahkan dari seluruh aktivitas komunikatif manusia yang mencakup juga bahasa visual, istilah 'bahasa' yaitu dalam kaitannya dengan visi merupakan perpanjangan dari penggunaannya untuk menggambarkan persepsi, pemahaman dan produksi tanda-tanda yang terlihat. Konsep bahasa visual ini menumbuhkan pengetahuan baru , diantaranya adalah :  desain informasi (information design),  literasi visual (visual literacy),  komunikasi visual, artikulasi (articulated), dsb. Sebuah gambar yang mendramatisir dan mengkomunikasikan ide, mensyaratkan penggunaan bahasa visual. Sama seperti kemampuan manusia yang dapat 'memverbalisasikan' pemikiran mereka, atas apa yang dilihatnya, sebaliknya mereka juga dapat 'memvisualisasikan‘ apa yang mereka baca (teks).
Sebuah diagram, peta, dan lukisan merupakan contoh penggunaan bahasa visual. Unit struktural meliputi garis, bentuk, warna, bentuk, gerakan, tekstur, pola, arah, orientasi, skala, sudut, ruang dan proporsi. Jika susunan kata di susun dan dibahasakan dalam  bentuk linear,  maka unsur-unsur sebuah gambar mewakili konsep dalam konteks ruang spasial.Ucapan dan komunikasi visual itu sejajar dan sering saling tergantung sebagai sarana pertukaran informasi bagi manusia.



Gambar bagan Literasi visual terdiri dari tiga cabang pengetahuan pertama (berpikir visual), kedua pembelajaran visual (visual learning), dan yang ketiga adalah komunikasi visual. Sumber: Pordue writing lab: Pordue University, 2014. Reorika visual itu bagian dari visual literacy (bahasa visual) yang dipelajari pada komunikasi visual. visual learning (pembelajaran visual) sebenarnya adalah desain dari material + membaca gambar + Observasi), membaca gambar = adalah bagian pembelajaran nirmana (di Indonesia) atau pembelajaran dasar visual/ desain dasar yang hanya dipelajari di PT, dan tidak ada dipelajari disekolah-sekolah umum di Indonesia (SD, SMP, SMA), kecuali SMK Khusus DKV.

4. Bagaimana mendesain Web berdasarkan literacy visual ?

Bagaimana mendesain Web dengan literacy Visual  lihat di :

5. Sejarah Desain Komunikasi Visual dan Desain Informasi

Istilah Informasi  ini berasal dari kata benda informatio (Latin),yang berarti konsepsi atau ide . Informasi oleh karenanya identik dengan 1 ) "data, detail,fakta,dan kecerdasan" . Namun, istilah informasi telah memperoleh makna tambahan. Hari ini juga dapat merujuk kepada 2) "mendatangkan data tertentu". Kemudian informasi tidak muncul sampai data diterima atau dibentuk atau dicetak, misalnya, teks atau gambar.
Selanjutnya Istilah ini juga kadang-kadang digunakan untuk 3) "data yang diolah di komputer". Makna informasi yang lain “Makna” 4) adalah "struktur internal yang mengatur proses". Menurut  The New Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principles (Brown, 1993, hal. 1.364) informasi  juga dapat digunakan untuk, 5) "pernyataan tertulis resmi atau dakwaan", 6) “tindakan menginformasikan sesuatu terhadap seseorang ", dan 7)" pemberian bentuk atau karakter penting untuk sesuatu, inspirasi ". Informasi juga 8) istilah untuk kelompok bahan informasi dalam kategori pesan singkat.

6.     Desain Informasi

Menurut Rune Pettersson, (2013) Desain informasi ( ID ) terdiri dari penelitian tentang analisis, perencanaan, presentasi dan pemahaman isi–pesan (massage), bentuk dan bentuk bahasa. Terlepas dari media yang dipilih, bahan informasi yang dirancang dengan baik  akan memenuhi estetika, ekonomi, ergonomis, serta persyaratan materi pelajaran. Desain informasi tidak terutama mencakup bidang seperti periklanan, hiburan, seni rupa, berita atau propaganda. Desain Informasi memiliki asal-usul dan akar dalam desain grafis, pendidikan dan pengajaran, arsitektur dan rekayasa, atau lebih tepatnya konstruksi dan produksi . Di daerah luas ini orang menyadari kebutuhan yang berbeda dan meyakini  presentasi dan interpretasi verbal serta pesan visual.

Sebagai bidang pengetahuan desain yang berdasar informasi dapat dinyatakan dalam empat pernyataan dasar: 1 ) ID adalah multidisiplin. 2 ) ID bersifat multidimensi . 3 ) Teori dan praktek bekerja sama dalam ID. 4 ) Tidak ada aturan tegas di ID. Desain informasi adalah disiplin akademis baru, tetapi bukan daerah pengetahuan baru. Hal ini didasarkan pada kerjasama antara orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman yang sangat berbeda .Saat ini genus desain informasi  mencakup tiga disiplin ilmu. Mereka diberi nama desain Komunikasi, Desain Informasi, dan desain Presentation . Di masa depan sangat mungkin bahwa beberapa perguruan tinggi akan memperkenalkan materi desain yang sangat mirip dan menggunakan nama yang lan.


7. Ringkasan sejarah desain komunikasi visual dan desain informasi (informational design)       menurut Rune Pettersson,  2013, p.185

  
Sejarah desain komunikasi visual dimulai dari informatif layout, lexivisual layout, (layout kosa kata visual) sekitar tahun 1970-an, kemudian dinamakan Desain Grafis, walaupun desain grafis itu sudah ada sejak lama, perkembangan selanjutnya menjadi desain komunikasi (visual) sekitar tahun 1983-an dan juga merupakan bagian information design sejak tahun 1978. (lihat gaftar bagian atas). Melihat bagan ini dapat diramalkan desain komunikasi visual dengan desain grafis akan berpisah, sebab cara berpikirnya dan aplikasinya berbeda walaupun masih dalam kelompok desain informasi.

Literatur   
  • Wikipedia (2014)
  • Gallowey, Magdalena, 2014, Visual Literacy
  • Rune Pettersson, (2013) Information Design: Massage Design. International Institute for Information Design (IIID) 1170 Wien, Palffygasse 27 / 17, Austria


[1] Wileman, R. E. (1993). Visual communicating. Englewood Cliffs, N.J.: Educational Technology Publications.
[2] Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. (1999). Instructional media and technologies for learning (6th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
[3] Sinatra, R. (1986). Visual literacy connections to thinking, reading and writing. Springfield, IL: Charles C. Thomas.

Sering dilihat, yang lain mungkin penting