Oleh: Nasbahry Couto
1. Web Sebagai Desain Informasi
Ada orang yang berpikir dan menyangka Web itu adalah media (channel), seperti poster sebagai media iklan dan sebagainya. Web itu bukanlah media, sebab Web itu adalah informasi yang mengalir melalui layar komputer. Jadi yang menjadi media sebenarnya adalah layar komputer dan perangkat lainnya, sedangkan web adalah halaman halaman informasi baik dalam bentuk imaji maupun kata-kata. Oleh karena itu mendesain web adalah mendesain informasi, desain informasi itu di desain oleh desainer web, kemudian muncul dan mengalir melalui layar komputer. Untuk mendukung argumen ini kita ambil beberapa definisi web sebagai berikut.
World Wide Web atau WWW
atau juga dikenal dengan WEB adalah salah satu layanan yang didapat oleh
pemakai computer yang terhubung ke internet. Web ini menyediakan informasi bagi
pemakai computer yang terhubung ke internet dari sekedar informasi “sampah”
atau informasi yang tidak berguna sama sekali sampai informasi yang serius;
dari informasi yang gratisan sampai informasi yang komersial. Website atau
situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan
atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing
dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Menurut Boone (Thomson), Web adalah koleksi sumber informasi kaya grafis yang saling berhubungan satu sama lain dalam internet yang lebih besar.Cara Kerja web, juga menunjukkan bahwa web itu adalah informasi sebagai berikut ini.
Menurut Boone (Thomson), Web adalah koleksi sumber informasi kaya grafis yang saling berhubungan satu sama lain dalam internet yang lebih besar.Cara Kerja web, juga menunjukkan bahwa web itu adalah informasi sebagai berikut ini.
- Informasi web disimpan dalam dokumen dalam bentuk halaman-halaman web atau web page.
- Halaman web tersebut disimpan dalam computer server web.
- Sementara dipihak pemakai ada computer yang bertindak sebagai computer client dimana ditempatkan program untuk membaca halaman web yang ada di server web (browser).
- Browser membaca halaman web yang ada di server web.
Desain web tidak mengutamakan dan mengenal istilah ilustrasi, dan caligraphy (huruf indah) sebagai prinsip estetik. Tetapi estetika didekati melalui prinsip keselarasan (harmony) dan proporsi (proportion) templat yang dipakai. Oleh karena itu harus dibedakan antara antara literasi utvisual web dengan grafis. Grafis dipakai pada media cetak dan lukis dan print, sedangkan web pada layar komputer. Keduanya memiliki persamaan dalam hal penggunaan teks (kata-kata) dan imaji (gambaran-gambaran). Dalam desain web, antara kata dan imaji keduanya dianggap bahasa visual. Sedangkan pada grafis bahasa visual dan verbal berbeda. Perbedaan itu adalah sebagai berikut:
Informasi (WEB) (Information Design)
|
Informasi Grafis (Graphic Design)
|
|
1
|
Bahasa gambar (maji) dan
bahasa verbal (kata) tidak dibedakan keduanya dianggap aksara (literasi)
visual
|
Bahasa gambar dan bahasa
verbal dibedakan sendiri-sendiri, yaitu antara gambar dan aksara (kata)
dibedakan maksud dan pengertiannya
|
2
|
Setiap gambar dan kata
dapat menggerakkan tindakan manusia, misalnya dalam bentuk perintah link atau hiperlink
|
Setiap gambar dan kata
dapat tidak menggerakkan tindakan
manusia, tetapi menggerakkan pikiran dan perasaan manusia
|
3
|
Yang tampil di layar
komputer bukan berfungsi sebagai media tetapi informasi, jadi semua
tampilan web sebenarnya informasi.
|
Karya grafis adalah media
bagi informasi tertentu baik yang sederhana maupun yang kompleks seperti
karya cetak, buku.
|
4
|
Mendesain web adalah mendesain
informasi dan menerima informasi melalui layar komputer
|
Mendesain grafis dapat mendesain informasi melalui layar
komputer, tetapi informasinya diperoleh bukan pada layar komputer,
tetapi media seperti kertas,
papan, spanduk, bilboard dsb.
|
5
|
Untuk mendesain web
harus memahami literasi visual (visual literacy), yaitu informasi visual sebagai
bahasa yang interaktif.
|
Untuk mendesain grafis
harus memahami bahasa visual (visual laguage), estetika dan komposisi dsb,
sifatnya statis, tidak interaktif.
|
Apakah literasi visual ?
perlu dijelaskan
|
Apakah komunikasi visual
grafis ? Tidak perlu dijelaskan karena umumnya dikenal pembelajar DKV
|
Untuk melihat posisi desain pesan pada proses komunikasi lihat bagan di bawah ini
Untuk melihat perbedaan desain lebih lengkap lihat tabel di bawah
Desain Pesan
(Massage)
|
Teori/ Konsep/
Ide
|
Contoh Media
(Channel)
|
|
1
|
Desain Pesan
untuk Grafis
(Graphic Design)
|
Prinsip Grafis 2
D dan 3 D
|
Gambar, lukisan,
2 Dimensi, grafis lingkungan (3D)
|
2
|
Desain Pesan
untuk Informasi (Information Design)
|
Prinsip Desain
Informasi
|
Internet,
Komputer
|
3
|
Desain Pesan
untuk informasi
(instruction
design)
|
Prinsip Desain
Instruksi untuk pembelajaran
|
Materi dan Media
Pembelajaran
|
4
|
Desain Pesan
untuk Desain untuk Massa,
(Mass design)
|
Prinsip Desain
Mass media, media tradisional, media baru
|
Material mass
media : Koran, Majalah, Radio, TV, Internet
|
5
|
Desain Pesan
untuk Persuasi (Persuation Design)
|
Prinsip desain
Persuasi
|
Semua media
|
a. Pengertian tentang Literasi Visual
"Jika orang tidak diajarkan bahasa suara dan gambar, apakah mereka harus dilihat sebagai buta huruf seolah-olah mereka telah meninggalkan bangku kuliah tanpa mampu membaca atau menulis?" (Lucas, 2004)
Istilah "literasi
visual" pertamakali dikemukakan oleh John Debes, salah satu pendiri
International Visual Literacy Association. Pada tahun 1969 Debes menawarkan
definisi tentatif konsep literasi visual: " Literasi visual adalah bagian
dari kemampuan kompetensi visi manusia yang dapat dikembangkan dengan melihat
dan pada saat yang sama memiliki kemampuan dan mengintegrasikan pengalaman
sensorik lainnya. " Sebuah white paper yang disusun pada Januari 2004,
mendefinisikan literasi visual sebagai" memahami bagaimana orang melihat
benda, menafsirkan apa yang mereka lihat, dan apa yang mereka pelajari dari penglihatan
mereka.
Kemudian apa yang terjadi, berbagai
disiplin ilmu seperti bidang pendidikan, sejarah seni dan kritik, retorika,
semiotika, filsafat, desain informasi, dan desain grafis berebut memanfaatkan istilah/term
literasi visual itu, sampai kemudian tiba di definisi umum tentang literasi visual
telah diperebutkan sejak penampilan pertamanya di publikasi profesional.
Sebagai contoh,
dalam dunia pendidikan di Eropah dan Amerika telah terjadi perubahan pandangan yang semula bahasa
verbal sebagai tujuan kognitif anak didik dan pengukur kecerdasan, kemudian berubah ke tujuan
pendidikan berbasis visual. Hal ini
diantaranya dipengaruhi oleh dunia informasi seperti dunia internet dan
komunikasi informasi terkini berbasiskan bahasa visual, bukan lagi verbal.
Seperti yang
dilansir Wikipedia, literasi visual (Visual Literacy) adalah kemampuan untuk
menafsirkan, menegosiasikan, dan membuat makna dari informasi yang disajikan
dalam bentuk gambar, memperluas makna literasi, yang biasanya berarti menafsirkan
tulisan teks atau dicetak. Literasi visual didasarkan pada gagasan bahwa gambar
dapat "dibaca" dan makna yang dapat dikomunikasikan melalui sebuah
proses membaca. (Wikipedia, 2014).
Wileman (1993) mendefinisikan
literasi visual sebagai "kemampuan untuk 'membaca', menafsirkan, dan
memahami informasi yang disajikan dalam bentuk gambar imaji grafis" (hal.
114).[1] Definisi yang
sama untuk Visual Literacy adalah "kemampuan belajar untuk menafsirkan
pesan visual yang akurat dan (sebaliknya) untuk membuat pesan tersebut"
(Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999, hal. 64).[2]
ERIC mendefinisikan literasi visual sebagai "sekelompok kompetensi yang
memungkinkan manusia untuk membedakan dan menafsirkan tindakan, benda, dan /
atau simbol, yang alami atau yang dikonstruk yang kelihatan, yaitu yang mereka
hadapi dalam lingkungan" (http://searcheric.org/ )
Sinatra mendefinisikan literasi
visual sebagai "rekonstruksi aktif pengalaman visual masa lalu dengan
pesan-pesan visual yang masuk untuk mendapatkan makna tertentu"(hal.5),
dengan penekanan pada tindakan pelajar untuk membuat rekognisi/recognition
(pengenalan).[3]
Penggunaan dan penginterpretasian
imaji-imaji adalah sebuah bahasa yang khas dalam arti bahwa imaji dipakai untuk mengkomunikasikan pesan yang
harus dibaca (decoded) dalam rangka
untuk memiliki makna tertentu (Branton, 1999; Emery & Flood, 1998).
Jika literasi visual dapat dianggap
sebagai bahasa, maka ada kebutuhan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi
menggunakan bahasa ini, termasuk menjadi waspada dan kritis terhadap pesan
visual itu atau melihat gambar sebagai bahasa pesan. Visual
Literacy, seperti language literacy, adalah budaya yang spesifik meskipun ada simbol
atau gambar visual yang sifatnya universal dan dipahami secara global.
Dalam komunikasi
visual terdapat terdapat kaitan erat
antara decoder-encoder, decoder adalah kemampuan menafsirkan/membaca/
mengetahui, sebaliknya encoder adalah kemampuan mengevaluasi, menerapkan dan
membuat konsep representasi visual.
Kesimpulan umum
tentang literasi visual adalah berikut ini. Literasi visual adalah kemampuan untuk mengevaluasi,
menerapkan, atau membuat konsep-konsep representasi visual. Keterampilan ini
meliputi kemampuan untuk menilai keuntungan dan kerugian dari representasi
visual, untuk meningkatkan kekurangannya, untuk menggunakannya untuk
menciptakan dan mengkomunikasikan pengetahuan, atau untuk merancang cara baru
untuk mewakili wawasan tertentu.
Pendekatan
didaktik (dunia kependidikan) terutama adalah untuk memberikan akar pendidikan
visualisasi dalam konteks aplikasinya, yaitu memberikan sikap kritis yang
diperlukan, prinsip, alat dan umpan balik untuk mengembangkan bentuk
visualisasi yang berkualitas tinggi baik untuk mereka sendiri maupun untuk
masalah tertentu (problem-based learning). Baik untuk persamaan visual di berbagai bidang, dan eksplorasi visual
yang khusus di bidang spesialisasi tertentu melalui studi kasus kehidupan
manusia yang nyata.
3. Bahasa Visual
Sebuah bahasa visual adalah sistem
komunikasi yang menggunakan unsur-unsur visual. Dalam pandangan baru,
imaji-imaji (gambaran) dan teks verbal dipandang sebagai imaji visual dan
bahasa visual. Di abad ke-21, bahasa visual telah menggeser penggunaan bahasa
verbal, verbal-visual dianggap sama yaitu visual.Ucapan/bahasa sebagai sarana
komunikasi tidak dapat benar-benar dipisahkan dari seluruh aktivitas
komunikatif manusia yang mencakup juga bahasa visual, istilah 'bahasa' yaitu
dalam kaitannya dengan visi merupakan perpanjangan dari penggunaannya untuk
menggambarkan persepsi, pemahaman dan produksi tanda-tanda yang terlihat. Konsep
bahasa visual ini menumbuhkan pengetahuan baru , diantaranya adalah : desain informasi (information design), literasi visual (visual literacy), komunikasi visual, artikulasi (articulated),
dsb. Sebuah gambar yang mendramatisir dan mengkomunikasikan ide, mensyaratkan
penggunaan bahasa visual. Sama seperti kemampuan manusia yang dapat
'memverbalisasikan' pemikiran mereka, atas apa yang dilihatnya, sebaliknya
mereka juga dapat 'memvisualisasikan‘ apa yang mereka baca (teks).
Sebuah diagram, peta, dan lukisan
merupakan contoh penggunaan bahasa visual. Unit struktural meliputi garis,
bentuk, warna, bentuk, gerakan, tekstur, pola, arah, orientasi, skala, sudut,
ruang dan proporsi. Jika susunan kata di susun dan dibahasakan dalam bentuk linear, maka unsur-unsur sebuah gambar mewakili
konsep dalam konteks ruang spasial.Ucapan dan komunikasi visual itu sejajar dan
sering saling tergantung sebagai sarana pertukaran informasi bagi manusia.
Gambar bagan Literasi visual terdiri dari tiga cabang pengetahuan pertama (berpikir visual), kedua pembelajaran visual (visual learning), dan yang ketiga adalah komunikasi visual. Sumber: Pordue writing lab: Pordue University, 2014. Reorika visual itu bagian dari visual literacy (bahasa visual) yang dipelajari pada komunikasi visual. visual learning (pembelajaran visual) sebenarnya adalah desain dari material + membaca gambar + Observasi), membaca gambar = adalah bagian pembelajaran nirmana (di Indonesia) atau pembelajaran dasar visual/ desain dasar yang hanya dipelajari di PT, dan tidak ada dipelajari disekolah-sekolah umum di Indonesia (SD, SMP, SMA), kecuali SMK Khusus DKV.
Bagaimana mendesain Web dengan literacy Visual lihat di :
5. Sejarah Desain Komunikasi Visual dan Desain Informasi
Istilah Informasi ini berasal dari kata benda informatio
(Latin),yang berarti konsepsi atau ide . Informasi oleh karenanya identik
dengan 1 ) "data, detail,fakta,dan kecerdasan" . Namun, istilah informasi
telah memperoleh makna tambahan. Hari ini juga dapat merujuk kepada 2)
"mendatangkan data tertentu". Kemudian informasi tidak muncul sampai
data diterima atau dibentuk atau dicetak, misalnya, teks atau gambar.
Selanjutnya Istilah ini juga
kadang-kadang digunakan untuk 3) "data yang diolah di komputer".
Makna informasi yang lain “Makna” 4) adalah "struktur internal yang
mengatur proses". Menurut The New
Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principles (Brown, 1993, hal.
1.364) informasi juga dapat digunakan
untuk, 5) "pernyataan tertulis resmi atau dakwaan", 6) “tindakan
menginformasikan sesuatu terhadap seseorang ", dan 7)" pemberian
bentuk atau karakter penting untuk sesuatu, inspirasi ". Informasi juga 8)
istilah untuk kelompok bahan informasi dalam kategori pesan singkat.
6. Desain Informasi
Menurut Rune
Pettersson, (2013) Desain informasi ( ID ) terdiri dari penelitian tentang
analisis, perencanaan, presentasi dan pemahaman isi–pesan (massage), bentuk dan
bentuk bahasa. Terlepas dari media yang dipilih, bahan informasi yang dirancang
dengan baik akan memenuhi estetika, ekonomi, ergonomis, serta
persyaratan materi pelajaran. Desain informasi tidak terutama mencakup bidang
seperti periklanan, hiburan, seni rupa, berita atau propaganda. Desain Informasi memiliki asal-usul dan akar dalam desain grafis, pendidikan dan pengajaran, arsitektur dan rekayasa, atau lebih tepatnya konstruksi dan produksi . Di daerah luas ini orang menyadari kebutuhan yang berbeda dan meyakini presentasi dan interpretasi verbal serta pesan
visual.
Sebagai bidang pengetahuan desain yang berdasar informasi dapat dinyatakan dalam empat pernyataan dasar: 1 ) ID adalah multidisiplin. 2 ) ID bersifat multidimensi . 3 ) Teori dan praktek bekerja sama dalam ID. 4 ) Tidak ada aturan tegas di ID. Desain informasi adalah disiplin akademis baru, tetapi bukan daerah pengetahuan baru. Hal ini didasarkan pada kerjasama antara orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman yang sangat berbeda .Saat ini genus desain informasi mencakup tiga disiplin ilmu. Mereka diberi nama desain Komunikasi, Desain Informasi, dan desain Presentation . Di masa depan sangat mungkin bahwa beberapa perguruan tinggi akan memperkenalkan materi desain yang sangat mirip dan menggunakan nama yang lan.
Sebagai bidang pengetahuan desain yang berdasar informasi dapat dinyatakan dalam empat pernyataan dasar: 1 ) ID adalah multidisiplin. 2 ) ID bersifat multidimensi . 3 ) Teori dan praktek bekerja sama dalam ID. 4 ) Tidak ada aturan tegas di ID. Desain informasi adalah disiplin akademis baru, tetapi bukan daerah pengetahuan baru. Hal ini didasarkan pada kerjasama antara orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman yang sangat berbeda .Saat ini genus desain informasi mencakup tiga disiplin ilmu. Mereka diberi nama desain Komunikasi, Desain Informasi, dan desain Presentation . Di masa depan sangat mungkin bahwa beberapa perguruan tinggi akan memperkenalkan materi desain yang sangat mirip dan menggunakan nama yang lan.
7. Ringkasan sejarah desain komunikasi visual dan desain informasi (informational design) menurut Rune Pettersson, 2013, p.185
Sejarah desain komunikasi visual dimulai dari informatif layout, lexivisual layout, (layout kosa kata visual) sekitar tahun 1970-an, kemudian dinamakan Desain Grafis, walaupun desain grafis itu sudah ada sejak lama, perkembangan selanjutnya menjadi desain komunikasi (visual) sekitar tahun 1983-an dan juga merupakan bagian information design sejak tahun 1978. (lihat gaftar bagian atas). Melihat bagan ini dapat diramalkan desain komunikasi visual dengan desain grafis akan berpisah, sebab cara berpikirnya dan aplikasinya berbeda walaupun masih dalam kelompok desain informasi.
Literatur
- Wikipedia (2014)
- Gallowey, Magdalena, 2014, Visual Literacy
- Rune Pettersson, (2013) Information Design: Massage Design. International Institute for Information Design (IIID) 1170 Wien, Palffygasse 27 / 17, Austria
[1]
Wileman, R. E.
(1993). Visual communicating. Englewood Cliffs, N.J.: Educational
Technology Publications.
[2]
Heinich, R.,
Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. (1999). Instructional
media and technologies for learning (6th ed.). Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall.
[3]
Sinatra, R.
(1986). Visual literacy connections to thinking, reading and writing. Springfield,
IL: Charles C. Thomas.