Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Jumat, 05 Januari 2024

PSIKOLOGI TEMPAT (PLACE PSYCHOLOGY)

Dirangkum oleh Nasbahry Couto

Dalam perjalanan waktu, saya sudah beberapakali menulis buku seni dan desain yang terkait dengan psikologi persepsi. Pertama buku psikologi untuk desain komunikasi visual (2010), dan Psikologi Persepsi dan Desain Informasi (2016), dan tahun  (2018) tentang Perilaku dalam arsitektur bersama Elvida Agus dari jurusan Arsitektur Universitas Bung Hatta,Padang.  Mungkin (2024) akan ada buku lain versi psikologi ini yang disebut  dengan "Psikologi Tempat". Atau judulnya tentang Psikologi Persepsi yg di perbarui, yang dapat merangkum semua yang saya tulis itu. 

Buku2 yang telah di tulis sehubungan dengan teori persepsi 

Manusia memang memiliki keterikatan dan kenangan dengan tempat. Dan tempat yang dianggap terbaik adalah di sorga. Dan terburuk adalah di neraka.Sebuah tempat yang mempengaruhi emosi religi manusia.

Umumnya  tempat-tempat yang mempengaruhi emosi manusia di dunia ini adalah tempat pilihan bagi pelukis dan fotografer untuk di abadikannya. Demikian juga oleh para penyair dan penyanyi untuk bersenandung untuk menggambarkan suasana hatinya di tempat yang mempengaruhinya.

Dalam tulisan lain dia menyatakan:
BAUBAU, 4 Mei 2021.
Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan waktu berkunjung ke Nirwana Buton Villa. Setibanya di sana saya dibuat kagum oleh keindahan Pantai Nirwana yang membuat Villa tersebut memiliki daya tariknya sendiri. Selang beberapa menit saya dibuat kagum saya langsung bergegas mengambil ponsel saya dari saku celana dan saya langsung memotret di beberapa view yang saya anggap dapat membuat orang ingin segera ke sana.
Seorang penyair terkenal Inggris, William Blake (1757 - 1827), membuat debuah puisi tentang kota london di zaman itu.

London (1794 )
Aku berjalan melalui setiap jalan yang telah aku sewa ,
Di dekat tempat mengalirnya sungai Thames,
Dan menandai di setiap wajah yang kutemui
Tanda-tanda kelemahan, tanda-tanda kesengsaraan.

Dalam setiap tangisan setiap orang,
Dalam setiap tangisan ketakutan bayi,
Dalam setiap suara, dalam setiap larangan, 
Aku mendengar belenggu
yang ditempa oleh pikiran : Bagaimana tangisan penyapu cerobong asap
Setiap gereja yang menghitam menggeram, 
Dan desahan prajurit yang malang 
Berlari masuk darah di tembok istana. 
Tapi hampir sepanjang jalan tengah malam aku mendengar 
Bagaimana kutukan pelacur muda 
Meledakkan air mata bayi yang baru lahir, 
Dan merusak mobil jenazah perkawinan.
 
London abad ke 18

IDENTITAS

Sebuah tempat dapat memiliki identitas dan mempengaruhi perilaku manusia, oleh karena itu dalam bidang arsitektur dipelajari dalam ilmu perilaku arsitektur. Jadi persepsi manusia dapat membentuk lingkungan dan sebaliknya.

Menurut National Library Medicine Psikologi tempat ( place psychologi) adalah ilmu baru yg multi disiplin. Dan dapat dikaji atas keterpaksaan perpindahan manusia oleh perang, pengaruh pindah rumah dan sebagainya.

Psikologi tempat adalah bidang penelitian baru yang mengeksplorasi hubungan antara individu dan lingkungan intim mereka. Psikologi tempat berpendapat bahwa individu memerlukan lingkungan ,(rumah) yang "baik" untuk hidup. Mereka terhubung dengan lingkungan tersebut melalui tiga proses psikologis utama:
(1) keterikatan,
(2) keakraban, dan
(3) identitas.
  1. Keterikatan tempat atau yg serupa dg ini. Namun berbeda dengan keterikatan antar manusia, keterikan akan tempat merupakan ikatan saling menjaga antara seseorang dan tempat yang dicintainya
  2. Keakraban mengacu pada proses dimana orang mengembangkan pengetahuan kognitif yang rinci tentang lingkungan mereka.
  3. Identitas tempat berkaitan dengan ekstraksi rasa diri berdasarkan tempat di mana seseorang menjalani kehidupannya.
Masing-masing proses psikologis ini – keterikatan, keakraban, dan identitas tempat – terancam oleh perpindahan, dan masalah nostalgia, disorientasi, dan keterasingan yg mungkin terjadi.

Gambar bawah. Lukisan Jeritan (scream) lukisan ekspresionis oleh seniman Norwegia Edward Munch yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak pelukis lainnya dalam aliran ini. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Ekpresi ketakutan manusia atas perang dan perpindahan tempat. 


Lukisan Jeritan (scream) adalah lukisan ekspresionis oleh seniman Norwegia Edward Munch yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak pelukis lainnya dalam aliran ini. Lukisan ini dianggap oleh banyak orang sebagai karyanya yang paling penting. Lukisan ini menggambarkan kecemadan manusia akibat  perang dimana mereka melarikan diri, menyingkir dari suatu tempat ke tempat yang lain agar tidak terbunuh.

GAMBARAN UMUM  PSIKOLOGI TEMPAT

Mengutip tulisan Leigh Perkins Brown (2012)  menjelaskan reaksi manusia terhadap sebuah bangunan atau sebuah pendapat pelukis tentang pemandangan. “Kampus ini sangat indah.” Secara lahiriah, mereka merespons pohon-pohan yg ada di lingkungan itu, arsitektur gaya Spanyol-Mediterania, dan, tentu saja juga tempat yang penuh dengan sinar matahari. 

Namun secara internal, mereka memproses persepsi spasial, perilaku teritorial, kepadatan, bahkan pembentukan peta mental seperti teori Kevin Linch (1960).

DISORIENTASI
Orang-orang yang baru datang ke jakarta umumnya akan mengalami disorientasi karena belum paham lokasi atau tempat2 yang ditujunya. oleh karena itu dia butuh peta mental (mental map) dari kota itu.

The Image of the City adalah buku tahun 1960 oleh ahli teori urban Amerika Kevin Lynch. Buku tersebut adalah hasil dari studi lima tahun di Boston, Jersey City dan Los Angeles tentang bagaimana pengamat mengambil informasi dari kota, dan menggunakannya untuk membuat peta mental.

Lynch berpendapat bahwa untuk kota mana pun, serangkaian gambaran mental yang ada di benak orang-orang yang mengalami kota tersebut. Berkontribusi pada gambar-gambar tersebut adalah lima kualitas yang Lynch identifikasi sebagai Jalur, Tepian, Distrik, Node, dan Tengara (lndmark)

(1) jalan (path)
  • Ini adalah jalan , trotoar , jalan setapak, kanal, rel kereta api , dan saluran lain yang dilalui orang-orang. Mereka mengatur ruang dan pergerakan antar ruang

Jalanan di kota bandung

(2) Tepian/batas

  • Batasan
  • Mereka bisa nyata atau dirasakan
  • Ini adalah tembok , bangunan, dan garis pantai, batu tepi jalan, jalan, jalan layang , dll.

(3) Distrik
  • Area berukuran sedang hingga besar yang bersifat dua dimensi
  • Seseorang masuk dan keluar dari area ini
  • Memiliki karakteristik pengenal yang sama

Sudirman Cental Business District (SCBD) adalah sebuah kawasan bisnis yang terletak di Jakarta Selatan. Dapat sebagai kawasan penanda distrik


Pasar raya padang sebagai distrik

(4) Node
  • Area luas yang dapat Anda masuki, berfungsi sebagai fokus kota, lingkungan, distrik, dll.
  • Menawarkan orang di dalamnya berbagai perspektif tentang elemen inti lainnya
  • "...simpul yang paling sukses tampaknya unik dalam beberapa hal dan pada saat yang sama mengintensifkan beberapa karakteristik di sekitarnya"
(5) Tengara

  • Titik referensi yang tidak dapat dimasuki orang
  • Tengara (land mark), misalnya bangunan, tanda, toko, gunung, seni publik (publik art)
  • Setidaknya satu aspek darinya unik atau mudah diingat  keberadaannya
  • Benfa bergerak seperti matahari juga bisa jadi land matk.

Patung di kawasan kota adalah seni publik dapat menjadi landmark

Fenomena disorientasi ruang pada sebuah kota dewasa ini sangatlah rumlah. Kompleksitas dari terbentuk ruang sebuah kota didasari karena adanya aktivitas manusia di suatu ruang yang menyebabkan terbentuknya identitas sebuah kota atau kawasan.


Elemen-elemen pembentuk citra dari sebuah kota tersusun dengan rapihnya dikawasan yang sadar akan pertumbuhan kota. pembangunan landmark pada suatu kota atau kawasan menjadikan kawasan tersebut menjadi unik dan mudah dikenal. Banyak orang yang menjadikan landmark menjadi sebuah pusat orientasi kota tersebut. Dengan adanya landmark pada suatu kawasan mempermudah orang orang untuk mencari arah dan tujuan ke suatu tempat. Dengan tanda-tanda tersebut disorientasi pada sebuah kota dapat diminimalisir.

Kevin Lynch menjelaskan proses wayfinding pada sebuah kawasanpun dapat membantu mengidentifikasi identitas suatu kawasan agar tidak terjadi pengaburan identitas yang mengakibatkan kebingungan arah dan tidak dapat berorientasi. Salah satu penyebab terjadinya disorientasi pada sebuah kota atau kawasan adalah problem visual atau tempat yang dapat di identifikasi.

Paul Haris
Ini tentang hubungan timbal balik antara kita dan lingkungan—ruangan atau alam,” kata Paul Harris , profesor psikologi, yang telah mengajar mata kuliah mengenai subjek ini sejak tahun 2000.

Paul Harris adalah seorang psikolog perkembangan dengan minat pada perkembangan kognisi, emosi dan imajinasi. Setelah belajar psikologi di Sussex dan Oxford, ia mengajar di Universitas Lancaster, Universitas Bebas Amsterdam dan London School of Economics. Pada tahun 1980, dia pindah ke Oxford di mana dia menjadi Profesor Psikologi Perkembangan dan Anggota St John's College. Pada tahun 2001, dia bermigrasi ke Harvard dan memegang gelar Profesor Pendidikan Victor S. Thomas

Pada dasarnya, bidang ini merupakan bidang yang sangat multidisiplin, yang mengacu pada geografi, ilmu politik, sosiologi, fisiologi, arsitektur, ekologi, dan psikologi—dan sebagai subjek seni liberal yang utama.

Jika istilah ini bukan pengalaman, masih baru bagi pembaca, kemungkinan besar karena psikologi lingkungan merupakan disiplin ilmu yang relatif baru. Studi paling awal baru dilakukan pada tahun 1960an, dan hanya ada sedikit program pascasarjana di dunia.

Namun jika Anda pernah mendengar istilah tersebut, kemungkinan besar itu disebabkan oleh seorang pria lajang, William Whyte. Meskipun ia menjadi terkenal pada tahun 50an karena sikap pedasnya terhadap kehidupan kerah putih melalui buku The Organization Man , karya inovatifnya pada tahun 1980anlah yang membawa psikologi lingkungan ke masyarakat luas. 


William Whyte

Proyek Kehidupan Jalanannya, yang menggunakan film selang waktu untuk menunjukkan dengan tepat alun-alun umum Kota New York mana yang paling populer (dan alasannya), menjadi sebuah buku dan kemudian menjadi film Kehidupan Sosial di Ruang Perkotaan Kecil . Temuannya lebih dari sekadar menghibur: Temuan tersebut menjadi standar untuk kursus perencanaan kota dan desain sipil di seluruh negeri.
Setiap ruang memiliki keunikannya sendiri,” kata Harris, “tetapi penelitian Whyte membuktikan bahwa Anda dapat menggeneralisasi beberapa hal tentang cara orang menggunakan ruang.”
Misalnya, ruang publik paling populer memiliki proporsi perempuan yang lebih tinggi, yang tampaknya lebih pilih-pilih di mana mereka akan berkumpul. Laki-laki, sebaliknya, tertarik pada pilar, tembok, dan tiang bendera. Mereka suka memiliki sesuatu yang kokoh di punggungnya (Anda akan mulai menyadarinya mulai sekarang). Dan, meskipun hal ini tampak jelas di era sekarang dimana meja kafe ada di mana-mana, merupakan suatu terobosan ketika Whyte melaporkan bahwa bangku adalah daya tarik yang salah: orang lebih memilih kursi sehingga mereka dapat memindahkannya ke tempat yang terkena sinar matahari, jauh dari kebisingan, ke arah teman mereka.
Dan Anda harus mendapat makanan,” kata Harris. “Jika Anda ingin orang datang ke kafe, beri mereka makanan dan tempat duduk yang nyaman agar mereka bisa memakannya.”
Permainan pikiran
Jadi, sebenarnya  para psikolog lingkungan harus mengetahui berapa banyak pohon palem yang diberi jarak yang tepat akan membuat kita rileks (persepsi spasial), rasio yang tepat antara jalan setapak dan tanah, seberapa keras dan padatnya ruang untuk membuat klub dansa terasa muda dan populer ( kepadatan)? Umumnya psikologi tempat mengambil pendekatan multidisiplin.

Seperti penyelidik TKP, psikolog lingkungan menganalisis ruang, memeriksa jejak akumulasi sampah atau keausan pada jalur (mereka menyebutnya akresi dan erosi). Harris sering meminta siswa memantau tekanan darah dan detak jantung mereka saat berjalan menyusuri Park Avenue yang rindang, lalu berjalan dengan jarak yang sama di Fairbanks. Dia mendapat hasil yang bisa diprediksi.
Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan yang lebih alami menciptakan respons biologis,” kata Harris. “Dalam satu kasus, pasien ditempatkan secara acak di kamar rumah sakit, beberapa menghadap ke gedung dan beberapa menghadap ke pepohonan. Mereka yang terpapar alam sembuh lebih cepat dan stresnya lebih sedikit.”
Hal ini terjadi di tempat-tempat yang kita pilih sebagai “tempat” favorit kita. Bagi pelajar, seringkali ini adalah tempat yang tenang (tetapi tidak terlalu sepi) yang dikelilingi oleh alam, yang menurut Harris mengembalikan rasa keseimbangan dan kenyamanan.  Misalnya, menjauh dari semuanya di tepi danau, di belakang Cornell Fine Arts Museum , “tempat terbaik untuk berpikir dan bersantai.”

Dia tertarik pada sesuatu. Menurut sebuah penelitian di Journal of Environmental Psychology tahun 2010 , 90 persen orang melaporkan peningkatan energi saat melakukan aktivitas di luar ruangan, meski hanya 20 menit sehari.

Hal ini juga berlaku dalam arti yang lebih luas yaitu “tempat favorit”. Jajak pendapat Gallup pada tahun 2010 menyebut Boulder, Colorado, kota paling bahagia di Amerika . Ya, kota ini memiliki layanan kesehatan yang baik dan pasar kerja yang stabil, namun juga memiliki sinar matahari selama 300 hari per tahun, hamparan pegunungan Rocky, dan jalur hijau yang mengelilingi kota dengan jalur pendakian sepanjang 120 mil. Namun dampak alam tidak hilang di wilayah metropolitan. Washington, DC, dengan hutan dan hamparan rumputnya yang dirawat dengan cermat, juga secara konsisten menempati peringkat teratas dalam jajak pendapat mengenai kebahagiaan.Meskipun ada pengecualian, Harris mengatakan, “Kita tampaknya terprogram untuk menanggapi aspek-aspek tertentu dari alam dengan relaksasi.”

Namun, temuan penelitian lainnya sedikit lebih interpretatif. Hanya karena dirancang dengan prinsip-prinsip ilmiah tidak berarti masyarakat akan menanggapi atau menggunakannya sesuai peruntukannya. Demikian pula, para perencana kota yang tidak mempelajari psikologi lingkungan kadang-kadang bisa melakukan hal yang benar. Harris menyebutnya sebagai perbedaan antara determinisme arsitektur dan probabilisme arsitektur.

Tidak ada tempat yang paling banyak dieksploitasi secara kejam dalam penelitian psikologi lingkungan selain di Las Vegas, yang secara konsisten menempati peringkat terbawah dalam jajak pendapat kebahagiaan. Las Vegas adalah tempat dimana probabilisme manusia cenderung berpacu tanpa berpikir menuju determinisme. Jika Anda memberi orang ruang tanpa jendela, tanpa jam, slot yang mudah dimenangkan di pintu depan, kacamata tanpa dasar, dan pelayan bertelanjang dada (dan, menurut rumor, sistem udara beroksigen meningkatkan faktor perasaan nyaman), Anda mendapatkan hasil lain yang cukup dapat diprediksi.

“Ada manipulasi di mana-mana,” kata Harris. “Tapi tidak hanya di Vegas. Di Washington, DC, semua monumen dirancang untuk memindahkan orang ke berbagai daerah dan untuk membangkitkan perasaan tertentu, dan bandara serta taman hiburan dirancang berdasarkan perilaku manusia.”

Perubahan Lanskap
Terlepas dari penerapan taman hiburan pada abad ke-21, konsep bahwa lingkungan memengaruhi perilaku dan kesejahteraan sudah ada sejak peradaban itu sendiri. 

MPada tahun 400 SM, Hippocrates mengajarkan bahwa kesehatan umat manusia dipengaruhi oleh tempat tinggalnya, dan menyatakan bahwa penduduk di daerah perbukitan lebih sehat dibandingkan orang yang menetap di rawa-rawa (dia tidak perlu tahu bahwa penyebabnya adalah nyamuk malaria, dan bukan karena “udara buruk” dari tempat tinggalnya. rawa, untuk mengetahui bahwa angin sejuk membuat populasi lebih sehat).

Dua puluh abad sebelum eksperimen pertama dengan sinar matahari dan SAD (gangguan afektif musiman), Hippocrates mengajarkan bahwa pengaruh lingkungan terbesar—musim—tidak boleh diremehkan: “Penyakit (yang) meningkat di musim dingin harus berhenti di musim panas, dan peningkatan seperti itu di musim panas seharusnya berhenti di musim dingin.”

Bapak pengobatan modern (dan mungkin santo pelindung resor tepi laut?), Hippocrates meresepkan berjemur untuk sejumlah penyakit.

Manusia telah menggunakan geografi untuk meningkatkan psikologi sejak saat itu.

Bangsa Romawi kuno mengambil akhir pekan yang panjang. Orang-orang Rusia mempunyai dacha mereka; orang Jepang memiliki minka pedesaan; British Raj bungalo mereka. Warga Prancis sudah lama terkenal karena meninggalkan Paris pada bulan Juli dan Agustus untuk bersantai di pantai, dengan libur lima minggu yang diwajibkan oleh undang-undang. Amerika Serikat tidak memiliki undang-undang minimum. Faktanya, orang Amerika rata-rata diberi 12 hari libur dalam setahun namun hanya menggunakan dua hari libur, sehingga memberikan $34 miliar dalam bentuk liburan berbayar setiap tahunnya. Wanita Amerika, yang paling sedikit berlibur, memiliki tingkat depresi lebih tinggi dan kepuasan pernikahan lebih rendah. Pria yang jarang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang memiliki tekanan darah lebih tinggi dan risiko penyakit jantung lebih besar. Ditambah lagi, mereka pemarah, dan ini bukanlah cita-cita Hipokrates.

Bagaikan pekerja Amerika yang bekerja di meja kerja, ilmu pengetahuan sampai saat ini dengan bodohnya mengabaikan kebijaksanaan zaman yang berkaitan dengan tempat dan keadaan pikiran. Revolusi Industri juga patut disalahkan, tulis penulis Winifred Gallagher dalam The Power of Place . “Berpaling dari alam, banyak populasi yang tertarik pada lingkungan yang sangat berbeda, yaitu rumah dan tempat kerja yang hangat dan terang tanpa memandang musim atau waktu.” Baru sekarang, 200 tahun setelah cara hidup baru ini, para ilmuwan mulai mempelajari dampak dari kenyamanan buatan tersebut, sebuah dunia yang menurut Gallagher lebih terstruktur berdasarkan permasalahan ekonomi dibandingkan biologis.
Meskipun kami siap menerima bahwa benih yang sehat tidak dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa tanah, cahaya, dan air yang tepat, dan bahwa anjing liar tidak akan berperilaku seperti hewan peliharaan,” tulisnya, “kami menolak untuk mengakui pentingnya lingkungan. dalam hidup kita sendiri.”l
Seiring berkembangnya psikologi lingkungan, para peneliti semakin banyak meneliti isu-isu lingkungan yang luas, seperti polusi, pemanasan global, dan kepadatan penduduk. Namun ada juga persoalan yang lebih dekat, sekecil ponsel yang kita pegang di dekat otak kita sepanjang hari, sepribadi warna kamar tidur kita, seintim rahim.

Orang sebagai Tempat

Faktanya, rahim seorang ibu adalah tempat pertama manusia sebelum lahir, adalah lahan subur untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap psikologi. 

Dinamakan berdasarkan penelitian tahun 1993, efek Mozart menemukan bahwa subjek tes berkinerja lebih baik dalam ujian spasial sambil mendengarkan musik klasik. Manipulasi lingkungan kita: Sonata yang diputar tanpa henti di unit neonatal, DVD bayi yang menampilkan kereta mainan dan ponsel yang bergerak mengikuti irama gendang dan harpsichord. Tentu saja, para pemasar Amerika menduga, nocturnes yang diputar terus-menerus melalui speaker yang dipasang di perut wanita hamil akan menghasilkan seorang jenius.

Tidak terlalu.

“Meskipun lingkungan akustik janin dan neonatal penting,” tulis Gallagher, “satu hal yang tidak mereka lakukan adalah mempersiapkan bayi untuk mengikuti SAT.”

Indera pendengaran pada janin sudah lebih berkembang dibandingkan indera lainnya, namun tidak untuk apresiasi musik atau pengenalan kata sebelum waktunya (seperti yang disarankan oleh beberapa “universitas bayi”). Tujuan dari pendengaran dini sepertinya adalah pengenalan suara, agar bayi setelah lahir dapat mengetahui suara ibunya. Dan itu benar-benar jenius, karena ibulah yang menyediakan makanan. Penelitian membuktikan hal ini. Salah satu contohnya, bayi yang baru lahir memiliki respons menghisap yang lebih baik ketika mendengarkan rekaman suara ibu mereka yang teredam, mirip dengan apa yang mereka dengar di dalam rahim.

Seperti dalam bidang psikologi lingkungan lainnya, manusia secara intuitif telah menciptakan lingkungan pralahir yang mengasuh anak yang belum lahir, tanpa penelitian, hanya akal sehat dan cerita rakyat. “Jauhi pemakaman” saat hamil mungkin terdengar seperti takhayul, namun penelitian membuktikan gagasan bahwa tekanan emosional benar-benar menimbulkan efek berbahaya pada janin. Penelitian di UCLA menemukan bahwa kehamilan dengan tingkat kecemasan yang tinggi mengakibatkan bayi dengan berat badan lahir rendah, persalinan prematur, dan kematian bayi yang lebih tinggi. Perkembangan kognitif yang lebih rendah dan kesehatan yang buruk sering kali menyertai berat badan lahir rendah.

Lelucon “acar dan es krim” juga tidak dibuat-buat. Hal ini sebenarnya menciptakan lingkungan prenatal yang sehat. Penelitian yang dilakukan Universitas Connecticut menunjukkan bahwa wanita hamil mendambakan rasa asin dan asam pada tahap akhir kehamilan, ketika volume darah meningkat drastis dan kebutuhan natrium mereka berada pada titik tertinggi. Demikian pula, ketertarikan yang tiba-tiba terhadap Cherry Garcia dan semua kalsium manisnya yang kental tampaknya terkait dengan waktu perkembangan tulang pada janin.

Baru pada tahun 1950-an, dan kengerian thalidomide, ilmu pengetahuan menemukan bahwa segala sesuatu yang dikonsumsi ibu hamil mempengaruhi bayinya. Hingga 10.000 anak lahir dengan cacat lahir serius yang disebabkan oleh ibu mereka yang mengonsumsi obat antimual, para ilmuwan berasumsi bahwa plasenta memberikan penghalang terhadap zat berbahaya. Segera, para perokok disarankan untuk berhenti saat hamil, para peminum disarankan untuk tidak mengonsumsi minuman cocktail, dan semua ibu hamil disarankan untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas.

Lingkungan pertama kita mempunyai banyak hal untuk diajarkan kepada kita dan begitu pula lingkungan kedua, taman kanak-kanak. Bahkan pada bayi yang baru lahir, spesies kita memiliki siklus waktu yang sangat selaras. Tanpa ritme alami kita, bayi (dan, ya, orang dewasa yang tidak berlibur di bilik) menghadapi tekanan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Segera setelah kedokteran menciptakan teknologi untuk menjaga bayi prematur tetap hidup, ditemukan bahwa bayi prematur tidak akan tumbuh subur di inkubatornya kecuali ada sentuhan dan suara ibu mereka di dekatnya. Namun dengan cepat, hal ini menghasilkan cahaya yang terang, lalu lintas yang konstan, dan lagu Mozart yang ada di mana-mana, dengan pemikiran bahwa jika sedikit rangsangan itu baik, banyak rangsangan yang lebih baik. Tapi bayi membutuhkan siklus gelap dan terang untuk berkembang dengan baik.
Sungguh mengejutkan betapa seringnya pengamatan para ilmuwan yang mencoba merancang tempat yang sempurna untuk bayi prematur juga berlaku untuk kita semua di dunia yang sedang berkembang pesat,” tulis Gallagher.
Dalam 20 tahun terakhir, berapa banyak artikel yang telah ditulis tentang cara mendapatkan tidur malam yang nyenyak? Gangguan tidur adalah wabah nasional, tampaknya karena kita bersikeras mengabaikan ritme sirkadian alami kita (grande latte juga tidak banyak membantu). Banyak penelitian yang mengkorelasikan luasnya kurang tidur dengan hilangnya pola hidup bawaan kita yang sangat bermanfaat selama ribuan tahun dan baru-baru ini digantikan oleh lampu neon dan jam alarm digital. Demikian pula dengan epidemi depresi nasional (hampir 9 juta orang Amerika mencari pengobatan untuk depresi pada tahun 2007, 75 persen di antaranya menerima obat antidepresan) juga dikaitkan dengan kurang tidur dan cahaya alami.
Dari buaian hingga ruang sekolah, rumah hingga tempat kerja,” tulis Gallagher, “kesejahteraan kita bergantung pada upaya rumit untuk mendapatkan jumlah rangsangan yang tepat dari lingkungan kita pada waktu yang tepat.”
Namun, jumlah yang tepat dan waktu yang tepat berbeda untuk setiap manusia unik.

Faktor Preferensi Individu

Para psikolog dapat memprediksi dengan cukup akurat bahwa manusia akan mengambil jalan paling menarik yang telah ditetapkan bagi mereka. Namun kepribadian dan latar belakang individu memang berperan.

Pertimbangkan introvert. Dalam buku Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking , penulis Susan Cain berpendapat bahwa merancang ruang untuk keterhubungan yang dipaksakan adalah kutukan bagi tipe kontemplatif.
Hampir seluruh pekerja Amerika kini menghabiskan waktunya dalam tim dan sekitar 70 persen menghuni kantor terbuka, di mana tidak ada seorang pun yang memiliki 'ruangan sendiri',” tulisnya. “Selama beberapa dekade terakhir, jumlah rata-rata ruang yang dialokasikan untuk setiap karyawan menyusut 300 kaki persegi, dari 500 kaki persegi pada tahun 1970an menjadi 200 kaki persegi pada tahun 2010.”
Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan dan keusilan dari kedekatan tersebut menimbulkan permusuhan dan perhatian para pekerja, bahkan memicu sejumlah masalah kesehatan, mulai dari tekanan darah tinggi hingga kelelahan. Cain menulis bahwa pekerja di lantai terbuka membutuhkan waktu dua kali lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Menyelesaikan secara perlahan (dan dengan lebih banyak kesalahan) adalah satu hal, namun mencapai penguasaan sejati atas suatu subjek adalah hal lain. Untuk itu, lupakan brainstorming dan kepanitiaan. Penguasaan membutuhkan kesendirian.

Mengutip penelitian profesor psikologi Universitas Negeri Florida Anders Ericsson, Cain menulis bahwa konsentrasi terfokus pada tugas yang sulit adalah satu-satunya cara untuk mencapai keahlian: “Dan seringkali cara terbaik untuk melakukan ini adalah sendirian.”

Privasi—atau kekurangannya—adalah topik hangat dalam psikologi lingkungan. Penelitian terbaru telah mengamati respons “ruang pribadi” antara pelajar Amerika versus pelajar Turki (orang Amerika mengharapkan lebih banyak hal tersebut dibandingkan orang Turki); yang lain membandingkan keuntungan tinggal di kamar pribadi dibandingkan asrama tradisional (kepadatan tinggi hilang tiga kali lipat). Faktanya, asrama penuh dengan isu-isu psikologi lingkungan, di mana bahkan jenis kenang-kenangan yang disimpan oleh siswa tahun pertama di raknya dapat memprediksi kemungkinan dia untuk putus sekolah (terlalu banyak korsase pesta prom kering dari foto sekolah menengah dan kampung halaman tidak akan berhasil). pertanda baik). RA yang terlatih mungkin dapat melihat tanda-tanda peringatan dekoratif dan melakukan intervensi sebelum kerinduan mencapai titik kritis.


Kaca privasi, juga dikenal sebagai privacy glass, adalah jenis kaca yang berubah menjadi buram ketika diberi daya atau sumber UV. Ini memberikan privasi instan saat diperlukan. Kaca privasi sering digunakan di pintu kamar mandi, partisi, atau dinding pembatas ruangan kantor. Kaca ini dibuat dengan menambahkan lapisan khusus ke kaca yang mengubah sifat optiknya ketika diberi daya atau sumber UV. Proses ini melibatkan penggunaan teknologi khusus dalam pembuatan kaca untuk mencapai tingkat privasi yang diinginkan.


TEMPAT DAN ALAM
Brenda Castro '13 memilih Danau Virginia sebagai tempat menggambar, piknik, atau bermeditasi. Namun bagi seorang ekstrovert yang merasa paling hidup, katakanlah, berkeliaran di pusat kota, pemandangan ini menempatkan terlalu banyak lingkungan dalam psikologi lingkungan. Tantangan dalam menerapkan penelitian ini adalah menemukan titik temu antara prediksi respons kelompok dan keunikan kepribadian tersebut.

Menciptakan “keterikatan terhadap tempat” sangat penting untuk kenyamanan dan retensi (dan—kemudian—loyalitas alumni) siswa. Menurut American Journal of Psychiatry , ada tiga komponen yang menghubungkan orang secara emosional dengan suatu tempat: keterikatan (saling menjaga antara tempat dan orang tersebut); keakraban (pengetahuan rinci tentang tempat tersebut); dan identitas (memiliki perasaan diri pada tempatnya).

Ketika kampus seperti Rollins melakukannya dengan benar, ikatan seumur hidup antara lingkungan dan manusia akan terjalin.

Tempat Pilihan Manusia

Tempat favorit di kampus tempat psikologi lingkungan dapat melakukan rahasia keajaibannya

Dinky Dock memilikinya. Begitu pula dengan kumpulan kursi klub kulit di perpustakaan.

Ini adalah “sesuatu” psikologis yang menarik kita dan membuat kita kembali ke tempat “kita”.

Untuk mendemonstrasikan psikologi lingkungan di tempat kerja, Paul Harris meminta murid-muridnya menyebutkan tempat favorit mereka di kampus. Hasilnya adalah perpaduan antara sudut yang tenang untuk kontemplasi dan area yang ramai untuk bersosialisasi. Namun tempat yang ideal dirancang untuk keduanya secara bersamaan.
"Mahasiswa suka kalau orang-orang menonton,” ujarnya. Jadi ketika mereka sedang belajar, mereka suka mengawasi pertandingan Quidditch di Lapangan Hijau, atau bisa melirik siswa lain yang sedang bersiap untuk final. “Bahkan ketika kami tidak berinteraksi secara langsung, kami merasa menjadi bagian dari kelompok"
Tambahkan beberapa rumput, pepohonan, dan air berkilau (untuk “mengurangi gairah fisiologis dan memfasilitasi relaksasi”), dan jiwa tidak bisa menahan diri untuk menjatuhkan tubuh dalam suasana seperti itu.

Beberapa contoh

Hamparan Hijau: Mills Lawn memenuhi hampir semua kebutuhan psikologis akan pemulihan dan koneksi: Keributan sepak bola atau kesunyian tidur di bawah sinar matahari di antara kelas, semuanya di hamparan hijau. Susanna Richstein '15 merespons keterbukaannya, ideal untuk “mengamati kedatangan dan kepergian semua orang.”

Perpustakaan: Memenuhi kebutuhan yang tumpang tindih untuk terpisah untuk pemikiran yang mendalam namun tetap terhubung. Kursi-kursi yang nyaman dan tepian jendela menambah daya tariknya. Kevin Lopez '15 mengintai bagian real estat yang sangat khusus: tingkat kedua, terus ke kanan, meja yang tenang dengan pemandangan. Ruang belajar Daniela Galvez '15 di lantai paling atas, sebaiknya di bawah sinar matahari.

Danau : Melebihi persyaratan alam, isolasi, dan sinar matahari. Mary Hortenstine '14 mendayung, mendayung, atau berlayar ke tengahnya untuk mendapatkan efek menenangkan danau sepenuhnya, tetapi Meredith Lax '15 lebih menyukai perspektif dari hiking di jalur danau. Dinky Dock adalah favorit banyak siswa, namun Jeni Collins '12 tertarik pada dermaga di belakang Sutton karena ketenangannya.

Lukisan yang menggambarkan ketenangan dan kesunyian suatu tempat


Lukisan yang menampilkan sisi lain dari kesunyian alam, seolah jauh dari hingar bingar kehidupan kota. Seperti berbalik 180 derajat tentang perbedaan sebuah suasana alam dan kehidupanya.

Lukisan bertema kesunyian alam menawarkan ketenangan, kedamaian dan keheningan, saat kita menikmati keindahan lukisan ini, rasakan seolah kita berada diantara kesunyian alam dalam lukisan ini, dan akan kita rasakan sensasi ketenangan pikiran dan kedamaian hati.Tetapi lukisan di atas hanya memiliki karakter. Tetapi tifak punya identitas tempat.









Sering dilihat, yang lain mungkin penting