Oleh: Nasbahry Couto
Dalam bidang DKV (Desain Komunikasi Visual) atau dahulunya sering disebut Desain Grafis, yang memegang peran penting pembentukan persepsi adalah indra mata dan telinga dan kadang juga indra kulit untuk merasakan tekstur suatu bentuk. Telinga sama pentingnya dengan mata, melalui indra telinga kita mendengar sesuatu kemudian merespon melalui persepsi. Respon tiap individu, erat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya. Uraian singkat ini sebenarnya adalah bagian dari studi psikologi persepsi. yang bisa terdiri dari persepsi ilusi, persepsi subliminal, JND, Persepsi figur dan latar, Teori Weber, persepsi Gestalt, persepsi estetik, persepsi konsumen dan sebagainya. Namun yang diuraikan pada laman ini hanya persepsi subliminal, yaitu salah satu cuplikan buku karangan penulis tentang Psikologi Persepsi (2009) edisi revisi (2014-5). Mengenai JND lihat di Wikipedia.
Gambar 0. Wrap advertising, Istilah ini populer sejak 2007, Ad-wraps dengan mobil telah berhasil dikembangkan & dan memperluas konsep badan/kulit mobil, memanfaatkan persepsi gerak (mobil). Sumber: http://vehiclegraphicdesign.com/
Dalam bidang DKV (Desain Komunikasi Visual), stimuli dirancang dan dibuat untuk kepentingan penyampaian suatu maksud kepada penerima (receiver). Stimuli itu di tayangkan di TV, di pajang di pinggir jalan atau tidak jarang ditempel di dinding-dinding rumah kita. Efek atau ilusi suara sering dimanfaatkan untuk pembuatan iklan, video atau film untuk membentuk persepsi.
Suasana di peternakan
sapi misalnya, bisa dibawa dalam sekejap kepemirsa, untuk iklan susu yang
ditunjang oleh “sound effect” rekaman suara perternakan, sehingga pemirsa merasakan
suasana di sana dan menafsirkan susu itu “asli” atau “palsu” (tergantung
pengalaman pemirsa dengan produk itu).
Efek pendengaran yang
berkaitan dengan psikologi dan persepsi dimanfaatkan untuk pembuatan film,
video, video game dan animasi. Produk
ini tentu saja melibatkan mata dan akan berbeda dengan pemakaian suara atau
tidak. Persepsi-persepsi ini diciptakan
melalui ilusi, subliminal (terselubung), estetika dan sebagainya. Efek
suara musik dalam film atau film sinetron
(sinema elektronika) dapat membawa penonton ikut merasakan adegan dalam
filem, misalnya adegan menyenangkan, menyedihkan atau mengerikan. Setiap saat kita disuguhi tayangan yang
tujuannya untuk membentuk persepsi kita melalui layar TV, yang sudah menjadi
bisnis besar pada hari ini. Untuk melihat bisnis sound effect ini lihat situs ini.
Gambar 1. Contoh pesan subliminal pada sebuah gambar, pesan subliminal apa yang di sampaikan ? Coba Anda tebak.
Persepsi Subliminal
Penglihatan
subliminal (bawah sadar) adalah sebuah proses yang disengaja yang dibuat oleh
teknisi komunikasi, dimana Anda akan menerima dan menanggapi informasi dan
instruksi tersebut tanpa menyadarinya. Pesan-pesan yang berada didalam kata-kata yang
di cetak, gambar-gambar atau bahkan suara-suara yang disajikan atau
diperkenalkan entah sangat cepat atau sangat tersamar melewati kesadaran dan kewaspadaan anda.
logo.http://jugookushal.wordpress.com/2014/
Sebenarnya sebuah informasi, atau stimuli yang dapat terasa secara sadar oleh manusia dapat dievaluasi,
dikritik, didiskusikan, dibantah dan mungkin saja bisa ditolak oleh pemirsa. Sesuatu yang terprogram secara subliminal dalam alam bawah sadar (tidak disadari) tidak akan menemui halangan seperti itu. Pemirsa TV dapat protes, atau sebuah gambar di dunia maya akan ditolak, Namun menurut ahli DKV, informasi
subliminal ini diprediksi dapat disimpan
didalam otak anda dan mampu mempengaruhi pertimbangan, kelakuan dan tingkah
laku
manusia. Tetapi benarkah demikian?
Persepsi subliminal umumnya terjadi ketika stimuli yang disajikan di bawah ambang batas kesadaran, ditemukan untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, atau tindakan. Istilah persepsi subliminal ini awalnya digunakan untuk menggambarkan situasi di mana rangsangan yang lemah yang dirasakan tanpa disadari. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah ini telah diterapkan secara umum untuk menggambarkan situasi di mana adanya dirasakan rangsangan tanpa disadari.
Konsep persepsi subliminal cukup menarik karena menunjukkan bahwa pikiran, perasaan dan tindakan masyarakat 'dipengaruhi oleh rangsangan yang dirasakan tanpa kesadaran persepsi. Interest ini tercermin dalam beberapa studi psikologi awal yang dilakukan selama 1800-an dan awal 1900-an. Dalam penelitian awal, orang-orang hanya bertanya apakah mereka sadar atas apa yang diamati. Sebagai contoh, rangsangan visual seperti huruf, angka, atau angka geometris disajikan pada sebuah rekayasa tertentu atau mereka mengklaim tidak melihat apa-apa sama sekali atau hanya melihat secara samar.
a. Atensi dan Subliminal
Aspek atensi (perhatian pengamat) berperan untuk merancang dan meneliti persepsi subliminal. Karena atensi akan dapat membelokkan hasil atas apa yang akan diinstruksikan untuk mendengarkan suara atau melihat sesuatu. Ketika mencoba untuk memastikan apakah seseorang dapat dipengaruhi oleh unsur subliminal dalam kehidupan sehari-hari, orang tersebut tidaklah aktif mencari atau mendengarkan seharusnya apa stimuli / pesan yang dikodekan oleh desainer. Untuk mengatasi ini, penelitian desain harus menjaga agar subjek menyadari sasaran rangsangan.
b.Persepsi Subliminal Visual
Persepsi Subliminal Visual (Visual Subliminal Perception) terjadi saat seseorang menerima sekelebatan gambar (imaji atau visualisasi), otak masih mempertahankan jenis "jejak atau" “after image” gambar "dari stimulus (perangsang). Artinya, meskipun stimulus seperti yang telah ditunjukkan dan kemudian menghilang, untuk waktu yang singkat gambar yang masih terlihat jejaknya oleh otak. Pada kelebatan pertama subjek penerima mungkin ingat bentuk awal dari sebuah teks. Kelebatan berikutnya (sangat mirip dan bersamaan) otak menciptakan jejak dan berlanjut sedemikian rupa, dan subjek dapat mengumpulkan semua jejak teks/rupa ini- sebagai rangkaian tak berguna - dan akhirnya mengenali kata secara keseluruhan seperti yang dikatakan oleh Schmeidler, berikut ini.
a. Atensi dan Subliminal
Aspek atensi (perhatian pengamat) berperan untuk merancang dan meneliti persepsi subliminal. Karena atensi akan dapat membelokkan hasil atas apa yang akan diinstruksikan untuk mendengarkan suara atau melihat sesuatu. Ketika mencoba untuk memastikan apakah seseorang dapat dipengaruhi oleh unsur subliminal dalam kehidupan sehari-hari, orang tersebut tidaklah aktif mencari atau mendengarkan seharusnya apa stimuli / pesan yang dikodekan oleh desainer. Untuk mengatasi ini, penelitian desain harus menjaga agar subjek menyadari sasaran rangsangan.
b.Persepsi Subliminal Visual
Persepsi Subliminal Visual (Visual Subliminal Perception) terjadi saat seseorang menerima sekelebatan gambar (imaji atau visualisasi), otak masih mempertahankan jenis "jejak atau" “after image” gambar "dari stimulus (perangsang). Artinya, meskipun stimulus seperti yang telah ditunjukkan dan kemudian menghilang, untuk waktu yang singkat gambar yang masih terlihat jejaknya oleh otak. Pada kelebatan pertama subjek penerima mungkin ingat bentuk awal dari sebuah teks. Kelebatan berikutnya (sangat mirip dan bersamaan) otak menciptakan jejak dan berlanjut sedemikian rupa, dan subjek dapat mengumpulkan semua jejak teks/rupa ini- sebagai rangkaian tak berguna - dan akhirnya mengenali kata secara keseluruhan seperti yang dikatakan oleh Schmeidler, berikut ini.
When a person is flashed an image, the brain maintains a type of "footprint or "after image" of the stimulus. That is, despite the stimulus as been shown and then taken away, for a short time that image is still seen by the brain. At first flash the subject may remember the shape of the beginning of a word. The next flash (very close together) the brain creates a footprint of the middle of the word. Continuing in such a way, a subject can piece together these footprints - these 'series of nothings - and form/recognize the word as a whole. (Schmeidler 127)[1]
c. Persepsi Subliminal Suara
Persepsi Subliminal Suara (Aural Subliminal Perception), terjadi saat mendapat pesan suara yang tak disadari. Banyak Department Store memanfaatkan pesan bawah sadar untuk mencegah
pencurian. Mereka menggunakan pesan
audio tersembunyi dalam "musik toko" (banyak toko memainkan musik melalui
sistem interkom mereka).
Pesan audio
terselubung (sublim) itu dikompresi atau dipercepat ke tingkat yang membuat pendengar tidak dapat cepat mengerti, bahkan
supraliminal. Pesan itu tertutup oleh pemutaran
musik. Dapat diprediksi, bahwa musik adalah saluran utama dan yang paling mudah
untuk ditangkap telinga. Misalnya, melalui
pesan lirik lagu yang tersembunyi
pada musik, pendengar tidak sadar dibawa
ke ajakan tertentu untuk tidak mencuri atau untuk membeli barang tertentu,
sesuai keinginan pemilik supermarket atau toko.
Pesan ini adalah sebagai tambahan dari musik aslinya yang telah diolah dalam sebuah paket musik. Taktik ini mungkin tidak sia-sia, dan banyak temuan menunjukkan, yang tidak hanya pada analisis isi pesan, tetapi pada tingkat kata-kata yang diterima individu, tetapi ingatan memori pendek untuk konten, apakah dirasakan atau tidak, masih terdapat kontroversi, terutama apakah itu akan atau tidak mempengaruhi perilaku seseorang.
Pesan ini adalah sebagai tambahan dari musik aslinya yang telah diolah dalam sebuah paket musik. Taktik ini mungkin tidak sia-sia, dan banyak temuan menunjukkan, yang tidak hanya pada analisis isi pesan, tetapi pada tingkat kata-kata yang diterima individu, tetapi ingatan memori pendek untuk konten, apakah dirasakan atau tidak, masih terdapat kontroversi, terutama apakah itu akan atau tidak mempengaruhi perilaku seseorang.
d. Subliminal Advertising
Pesan promosi umumnya tidak
disadari oleh penerima (receiver), seperti pesan yang dimainkan pada volume
yang sangat rendah di layar TV selama kurang dari satu detik. Sebenarnya apa yang disampaikan atau
dipromosikan tidak didukung oleh bukti
ilmiah, dan penggunaan advertising subliminal dapat dianggap sebagai praktek
bisnis yang menipu konsumen dalam beberapa wilayah hukum tertentu.
logo.http://jugookushal.wordpress.com/2014/
Dalam dunia sehari-hari,
sering ditampilkan teknik subliminal ini yang dipakai iklan dan untuk
tujuan propaganda (misalnya siaran partai politik). Istilah Pesan subliminal
ini dipopulerkan dalam sebuah buku berjudul
The Hidden Persuaders oleh
Vance Packard pada tahun 1957. Buku ini secara rinci menjelaskan studi iklan di
bioskop yang konon menggunakan perintah bawah sadar (unconsciousness) untuk meningkatkan penjualan popcorn dan Coca-Cola
di stand konsesi mereka. Kemudian penelitian lainnya oleh James Vicary baru
diakui setelah buku ini dipublikasikan. Hasil ini kemudian diakui dikemudian hari.
e. Subliminal pada Logo Perusahaan
Logo-logo perusahaan ada
yang mengandung pesan subliminal. Apakah pengamat menyadarinya atau tidak, namun logo tertentu berbicara kepada pemirsa pada berbagai tingkatan.
Ada kesadaran jika logo terlalu rumit, atau tidak terkait
dengan merek tertentu, maka logo akan terlihat
tak mengkomunikasikan
pesan mereknya. Dan perusahaan beresiko akan mengganggu konsumen
mereka, ketika mereka membuat perubahan logo yang drastis untuk konsumen produk mereka. Kita
dapat melihat lebih
dekat beberapa logo yang
mengekspresikan secara halus, bagaimana unsur fitur
subliminal itu dipakai oleh beberapa
perusahaan.
f. Pesan
Subliminal pada Propaganda Politik
Pesan subliminal adalah pesan-pesan
kandidat yang diterima calon pemilih tanpa proses kritis yang memadai, sehingga
para pendukung pada akhirnya akan membenarkan apapun yang disampaikan
kandidatnya, termasuk ketika kandidat menyampaikan pesan yang sebenarnya
bertentangan dengan nilai-nilai yang sebelumnya bertentangan. Interaksi yang sangat personal di media sosial menunjukkan
hal itu. Kita dapat menyaksikan
bagaimana banyak hal yang bertolak belakang dengan keyakinan religiusnya tetapi
tetap diterima saat pesan yang bertentangan itu tak tersaring secara kritis
oleh pendukung kandidat tertentu.
Dalam psikologi, kita memahami bahwa porsi
pesan non verbal lebih dominan dibanding dengan pesan verbal dalam komunikasi,
apalagi dalam pilpres atau komunikasi politik (seperti pilpres RI tahun 2014) ,
di mana peran pikiran kritis rakyat umumnya ditekan (direpresi), dalam proses
terlihat bahwa polarisasi kelompok semakin mengkristal. Dan lambang-lambang visual dimanfaatkan
secara maksimal, baik untuk menarik simpati maupun untuk mendiskreditkan lawan,
seperti bahasa tubuh dengan menggunakan satu jari atau dua jari menjadi asosiasi
yang lebih mudah ditangkap dibanding dengan pesan dalam visi dan misi para
kandidat.
Gambar. Jokowi pada Pilpress 2014, ada pesan tersembunyi (subliminal) yang sangat merugikan pada gambar ini yang tidak disadari oleh (mungkin oleh pihak desainer), maupun oleh pihak Jokowi-JK. pesan tersembunyi ini sangat mempengaruhi (menurunkan) pilihan ke pada no.2. Biro iklan yang mungkin dibayar mahal justru sangat merugikan. (silahkan pembaca pikirkan sendiri).
Di Amerika kata SEX sering tersembunyi
dalam propaganda politik, iklan, dan televisi dan gambar animasi. Simbol tiga huruf yang sederhana itu, biasanya
tidak disadari, namun kemunculannya hanya dipahami di tingkat bawah sadar. Misalnya di tahun 1976 kampanye pemilu
kongres di 10 Distrik Virginia, sematan SEX ditemukan dalam literatur kampanye
semua calon kecuali satu yang tidak mampu untuk menyewa sebuah biro iklan. Ketika itu diketahui penggunaan perangkat subliminal baik dalam
literatur kampanye, dan pers sekitar wilayah Washington, yang umumnya bersatu untuk mendukung calon yang
pernah menggunakan biro iklan.
Semua orang terkejut pada
sematan kata "tipuan seks" pada kampanye. Meskipun banyak wartawan Virginia secara
pribadi mengakui bahwa mereka sadar adanya sematan semacam ini, mereka berpendapat ide
persepsi subliminal yang digunakan dalam kampanye pemilu tidak masuk akal.
Gambar 7 Berikut ini adalah upaya untuk menggambarkan
Obama di media sebagai semacam orang suci (santo) atau penyelamat. Sumber: http://subliminalmanipulation. blogspot.
com/
g. Sexual logo
Simbol “phalus” dan “referensi
seksual” sangat lazim dalam desain logo. Orang biasanya menganggap logo seperti ini seperti
sebuah kekeliruan, kecelakaan, atau desain yang buruk dan umumnya orang mengolok-olok
perancang sebagai orang "bodoh", tapi sekali lagi ini adalah
pesan”subliminal”,direncanakan perancang secara disengaja dan hati-hati.
h. Sexual Innuendo (Sindiran Berkenaan
dengan Jenis Kelamin)
Harap mengerti bahwa apa
yang Anda akan lihat adalah bukan desain gagal, atau kebetulan, atau produk
dari pikiran kotor Anda, tetapi kecenderungan yang disengaja yang jelas
berdasarkan teori psikoanalitik. Yang
dengan cermat dipikirkan oleh para profesional komunikasi dan benar-benar
disengaja.
Manusia hidup dalam
lingkungan simbol. Sekilas kita berpikir
bahwa kata-kata adalah satu-satunya bentuk komunikasi (yang efektif), namun
dalam kenyataannya ada sejumlah komunikasi yang jauh berpengaruh lebih besar (yang
terjadi sepanjang waktu) melalui penggunaan cara nonverbal yang berbeda
daripada kata-kata. Yaitu (1) Arketipe
primordial, (2) simbol phalus dan yoni, (3) tabu sosial, (4) asosiasi seksual, dan
(5) petunjuk dan (6) sugesti verbalisme ambivalen sangat lazim terdapat dalam
iklan. Sebagian besar gambar berikut ini
tidak dapat dianggap sebagai subliminal (terselubung) karena pesan-pesan
komunikasi mereka sangat terang-terangan dan bahkan sering dianggap seolah-olah
mereka tak bersalah. Tapi pesan-pesan
seperti itu tidak bebas dari tanggung jawab moral.
i. Enam (6) Strategi Umum Subliminal
Lechnar, 2014, menjelaskan ada
enam (6) strategi subliminal
umum. [3] Pada
awalnya, desainer grafis hanya menggunakan tangan mereka untuk menanamkan pesan subliminal dalam foto-foto
mereka dengan
sangat trampil. Pada
awal iklan subliminal, desainer memang dilukis pada foto. Dan itu sangat sulit dilakukan tanpa merusak
gambar. Kemudian, dengan anggaran yang lebih besar dan peralatan yang lebih
baik, desainer menggunakan teknik "airbrush" ke billboard
dan untuk menyalin gambar subliminal
itu. Sekarang, semuanya
dilakukan secara digital dengan sempurna pada
computer. Ada enam strategi subliminal umum: [4] sebagai berikut ini.
Desainer
grafis dapat mengambil
keuntungan dari beberapa teknik untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
j. Pro dan
Kontra Persepsi Subliminal
Selama bertahun-tahun,
beberapa klaim yang luar biasa telah dibuat tentang kekuatan persepsi
subliminal. Mungkin klaim yang paling
banyak dikenal dibuat pada tahun 1957 oleh James Vicary, seorang peneliti pasar.
Dia mengklaim bahwa selama periode enam
minggu, 45. 699 pelanggan di bioskop di Fort Lee, New Jersey –dimana telah
dipertontonkan dua pesan iklan “Makan
Popcorn” dan “Minum Coca-Cola” --, sementara mereka menonton film Picnic. Menurut Vicary, sebuah pesan terselung/berkelebat
untuk 3/1000 detik sekali setiap lima detik. Durasi pesan begitu pendek itu tidak pernah dirasakan
secara sadar.
Terlepas dari kenyataan
bahwa pelanggan tidak sadar mencerap pesan, Vicary mengklaim bahwa selama
periode enam minggu penjualan popcorn naik 57,7% dan penjualan Coca-Cola naik
18,1%. Klaim Vicary ini sering diterima
sebagai fakta mapan. Namun, Vicary
pernah merilis penjelasan rinci tentang studi ini dan tidak pernah ada bukti
untuk mendukung klaimnya ini. Juga,
dalam sebuah wawancara dengan Advertising Age pada tahun 1962, menyatakan bahwa
studi ini asli tapi palsu.
Klaim lain
tentang kemanjuran luar biasa persepsi subliminal juga kurangnya mendasar. Pada 1970-an, Wilson Bryan Key menulis
buku-buku seperti Subliminal Seduction dan Media Sexploitation di mana ia
mengklaim simbol seksual subliminal atau benda sering digunakan untuk menarik
konsumen untuk membeli dan menggunakan berbagai produk dan jasa. Salah satu klaim Key paling terkenal adalah
bahwa kata seks sering tertanam dalam produk dan iklan. Misalnya, ia mengklaim bahwa kata seks dicetak
pada biskuit Ritz dan tertanam dalam minuman es batu yang ditampilkan dalam iklan terkenal
untuk Gin Gilbey.
Menurut Key, meskipun fakta kata-kata tertanam dan dirasakan secara tidak sadar, mereka dapat
menimbulkan gairah seksual yang pada gilirannya membuat produk lebih menarik
bagi konsumen secara tidak disadari. Meskipun klaim Key dikenal luas, tidak ada bukti independen yang
menunjukkan bahwa kata-kata subliminal yang ditanamkan, simbol, atau benda yang digunakan mempengaruhi penjualan produk. Lebih jauh lagi, bahkan jika rangsangan
subliminal tertanam seperti itu digunakan, tidak ada bukti yang menunjukkan ini
akan menjadi metode yang efektif untuk mempengaruhi pilihan konsumen.
Sebuah
tema umum yang menghubungkan semua klaim yang luar biasa mengenai persepsi
subliminal adalah bahwa persepsi tanpa adanya kesadaran mempersepi entah
bagaimana lebih kuat atau berpengaruh daripada persepsi yang disertai dengan kesadaran mengamati. Menurut
Philip M. Merikle dari Department of
Psychology, University of Waterloo Waterloo, Ontario, Canada[5],
ide ini tidak didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium yang dikendalikan
persepsi subliminal. Sebaliknya, temuan
dari studi terkontrol menunjukkan bahwa persepsi subliminal, ketika itu
terjadi, hanya mencerminkan interpretasi biasa sebuah rangsangan.
Selain
itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang melakukan tindakan atas
dasar persepsi subliminal. Banyak bukti
menunjukkan bahwa orang-orang harus sadar
terlebih dahulu dalam mengamati
rangsangan sebelum mereka melakukan tindakan atau mengubah reaksi kebiasaan
mereka terhadap rangsangan tersebut.
Jadi,
meskipun persepsi subliminal memungkinkan kita untuk dapat menebak pengembangan
yang akurat mengenai karakteristik stimuli, persepsi subliminal tidak dapat
menyebabkan seseorang untuk minum Coca-Cola atau makan Ritz Crackers, dan tidak
dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan keterampilan tenis seseorang
atau untuk menyembuhkan kebiasaan buruk seseorang. Jadi nampaknya pesan yang jelas lebih penting
dari pada pesan terselubung. Tetapi pesan subliminal tetap dibuat oleh biro iklan, sebagai salah satu strategi
mempengaruhi konsumen.
[1] Schmeidler, G.R. (1986). Subliminal perception and ESP: Order in diversity? The Journal of the American Society for Physical Research, 80 (3). Gertrude Schmeidler adalah penemu hubungan korelasi positi antara ESP dan subliminal perception skills.
[2] Sumber: http://dhiliusition.wordpress.com/2008/08/20/bakal-calon-presiden-2009/
[3] Lihat http://www.ukessays.com/essays/media/the-subliminal-strategies-and-its-effects-media-essay.php
[4] By Dr. Lechnar, 2014, Subliminal Advertising and Modern Day Brainwashing
http://www.redicecreations.com/specialreports/brainwash.html
[5] pmerikle@uwaterloo.ca
[2] Sumber: http://dhiliusition.wordpress.com/2008/08/20/bakal-calon-presiden-2009/
[3] Lihat http://www.ukessays.com/essays/media/the-subliminal-strategies-and-its-effects-media-essay.php
[4] By Dr. Lechnar, 2014, Subliminal Advertising and Modern Day Brainwashing
http://www.redicecreations.com/specialreports/brainwash.html
[5] pmerikle@uwaterloo.ca
1 komentar:
Assignment help Melbourne offers custom and professional assignment writing help to both college and university students who are stuck with their research projects, essays, case studies, business reports and need urgent assignment help.
Posting Komentar