Oleh Nasbahry Couto
Persepsi merupakan isu sentral dalam epistemologi (cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan), teori pengetahuan. Pada "akar semua pengetahuan empiris" didasarkan pada bagaimana kita melihat, mendengar, menyentuh, membau dan merasakan dunia di sekitar kita (O'Brien, Daniel ,2014).
Persepsi (dari bahasa Latin perceptio, percipio) adalah peristiwa menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna sehingga dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Hal ini juga sudah lama dikemukakan oleh para filsuf, misalnya Kant berpendapat bahwa dalam melihat fakta, kejadian atau peristiwa manusia melahirkan ide-ide dan konsep tertentu yang diutarakan dalam label–label bahasa. Immanuel Kant (1724-1804), seorang filsuf Jerman, berpendapat bahwa ide-ide itu harus dikoordinasi, kalau tidak akan menimbulkan kekacauan. Oleh karena itu, ada beberapa tahap pengorganisasian idea, yaitu sensasi, persepsi, konsepsi, ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Penjelasannya adalah sebagai berikut.Kajian batas persepsi itu sangat luas, contoh-contoh di bawah ini hanya sebagian kecil dari kajian batas persepsi itu. Menurut penulis kajian persepsi dapat meliputi tiga wilayah besar kajian yaitu wilayah kajian (1) peristiwa fisiologis, (2) peristiwa persepsi sosial dan budaya dan pembelajaran, (3) wilayah kajian peristiwa pengamatan kepada produk kreatif manusia seperti persepsi karya seni dan desain dengan detail-detailnya.
1) Sensasi merupakan stimulus (rangsang) yang tidak ditertibkan.
2) Persepsi adalah sensasi yang telah diatur.
3) Konsepsi adalah persepsi yang telah dikategorisasikan.
4) Science adalah pengetahuan yang telah diorganisasi.
5) Kebijaksanaan adalah organisasi hidup manusia.
Sensasi yang dimaksud oleh Immanuel Kant adalah semua rangsang yang diterima oleh manusia melalui panca indra. Umumnya sensasi itu dianggap belum tertib, belum terpola pada suatu pengertian. Kita menerima sensasi-sensasi dari penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya, semuanya itu disebut persepsi.
Persepsi sebagai Peristiwa fisiologis. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan
hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindra, misalnya penglihatan
yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang memakai
media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara.
Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada
karena terjadi di luar kesadaran. Kajian ini tidak di bahas secara spesifik dalam tulisan singkat ini.
Persepsi sebagai peristiwa sosial, budaya, komunikasi dan pembelajaran. Persepsi bukanlah hanya penerimaan isyarat
secara pasif, tetapi dibentuk oleh komunikasi
antar manusia, pembelajaran, ingatan, harapan, dan
perhatian yang berlangsung dalam
konteks sosial dan budaya. Kajian ini juga tidak di bahas secara spesifik dalam tulisan singkat ini.
Persepsi terhadap karya manusia. Persepsi khusus dapat terlihat bagaimana manusia mempersepsikan atau
menginterpretasikan artefak seperti bangunan, gedung (skala lingkungan luar),
lingkungan dalam (interior) dan objek-objek seperti karya seni dan desain. Kajian ini sedikit dikembangkan dalam tulisan ini berikut contoh-contohnya.
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah sebuah
proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris
mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins, Stephen
P.,2007,174-184) Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka
tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri (Kelley,H ,1972, p.7-10)
Stimulus diperoleh dari proses penginderaan dunia luar atau dunia nyata,
misalnya tentang objek-objek, peristiwa, hubungan-hubungan antar gejala, dan
stimuli ini diproses otak yang akhirnya disebut kognisi. Kemampuan manusia
untuk membedakan, mengelompokkan kemudian, memfokuskan pikiran kepada suatu hal
dan untuk menginterpretasikannya disebut persepsi. Pembentukan persepi
berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari lingkungannya. Dan stimulus
itu diterima melalui panca indra dan diolah melalui proses berpikir oleh otak,
untuk kemudian membentuk suatu pemahaman (Sarwoto, Sarlito, W., 2012)
Dalam kehidupan sehari-hari
yang memegang peran penting pembentukan persepsi adalah indra mata dan telinga dan kadang juga indra
kulit untuk merasakan tekstur suatu bentuk. Telinga sama pentingnya dengan
mata, melalui indra telinga kita mendengar sesuatu kemudian merespon melalui persepsi. Respon tiap individu, erat dipengaruhi
oleh pengalaman hidupnya.
Dengan mendengar kita dapat merasakan suasana. Dengan memejamkan mata kita
dapat merasakan dan mengenal apa yang ada di sekitar kita, seperti suara air
mengalir, berada di jalan raya, atau di
pinggir pantai yang berkaitan dengan
realitas dan alami. Bukti bahwa telinga berpengaruh dalam persepsi manusia
dapat dilihat dalam hipnotis atau hipnoterapi. Seseorang dapat di ajak untuk
merespon sesuatu hanya dengan mendengar sekaligus dapat diperintah untuk
melakukan sesuatu. Mata sering disebut “jendela hati”, melalui
mata manusia melihat sesuatu di dunia nyata maupun di dunia media komunikasi
massa (Koran, TV dsb). Maka secara spontan biasanya terbentuk persepsi, banyak
hal yang dipelajari melalui “sensasi dan persepsi” visual yang kemudian
diterapkan untuk kepentingan desain.
Batas Persepsi: Treshold (Ambang Batas Penerimaan Sensasi)
1. Ambang Batas Absolut
Ambang batas absolute adalah tingkat terendah terdeteksinya stimulus. Setiap
sistem sensoris harus dapat mendeteksi tingkat energi yang berbeda. Energi ini dapat
berbentuk rangsangan cahaya, suara, kimia atau mekanis.
Seberapa banyak rangsangan yang di butuhkan
agar dapat melihat, mendengar, mengecap, mencium atau meraba sesuatu? Salah
satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan menganggap adanya sebuah ambang batas
absolut (absolute threshold), atau
jumlah energi rangsangan minimum yang dapat dideteksi seseorang. Jika energi
sebuah rangsangan berada di bawah ambang batas absolut ini kita tidak dapat
mendeteksi rangsangan tersebut (Glasberg dan Moore, 2006).
Misalnya, ambilah sebuah jam yang berdetak; letakkan di atas meja dan
berjalanlah menjauh sampai anda tidak dapat mendengarnya kembali. Setelah itu
dekati kembali sampai anda mendengar detak jam itu lagi. Tahan posisi anda dan
perhatikan bahwa kadang-kadang detak jam ini menghilang dan anda harus mendekat
untuk mencapai ambangnya; pada kesempatan lain mungkin saja detaknya terdengar
keras dan anda dapat mundur menjauh. Ambang batas absolute dapat juga diartikan tingkat
terendah di mana seseorang dapat
mengalami sensasi. Contoh: Jarak terjauh dimana seorang pengendara sepeda motor masih dapat melihat billboard
di jalan raya. Atau kecepatan
terendah dari pengendara sepeda motor agar dapat menangkap pesan bilboard dan maknanya.
Orang yang liwat di jalan raya hanya sekilas dapat mengamati
iklan ini, hal ini berbeda dengan desainer yang bisa
berjam-jam bahkan berhari-hari mengamati desain iklan ini di studionya, apa
yang terjadi pada penerima stimuli di jalan sesuai dengan konsepi JND dan atau
absolute threshold? Desainer harus memperhitungkan jarak, dan besar
huruf serta gambar agar dapat dipersepsi walaupun hanya sekilas terlihat oleh pengendara
(mobil, motor dsb) saat berjalan di jalan raya. Persepsi apa yang terbentuk dalam penglihatan seperti ini ? Tentu saja hanya persepsi bentuk, dan bisa juga penafsiran lain jika di lihat lama.
2. Pengamatan
Objek dalam Ruang
Kasus Pemasangan Cermin
Praktik pembuatan sistem tanda yang profesional selalu memperhitungkan akibat dari objek yang diamati, kajian ini tidak terlepas dari masalah psikologi persepsi agar objek yang dibuat dapat diamati dengan jelas. Menurut Nasbahry (2010: 45) Pemahaman bagaimana orang merasa dan bereaksi terhadap berbagai aspek ruang dalam lingkungan adalah hal yang essensial bagi seniman, arsitek, dan para desainer, termasuk juga untuk desainer grafis lingkungan (environmental graphics)
Goldsmith (1984)
menetapkan bahwa untuk orang normal berdiri, ujung atas cermin dinding tidak
boleh lebih rendah dari 180 cm di atas lantai, sementara ujung bawah tidak
boleh lebih tinggi dari 130 cm (Goldsmith. S.1984).
Kasus Pemasangan Display,
lukisan, Gambar di dinding
Pemasangan display grafis
pada toko (retail), lukisan di dinding, pemasangan display pameran selalu
memperhitungkan jarak pandang, ketinggian dan penyinaran dalam ruang, termasuk pemasangan poster, signage, Sign System, dan way
finding, selalu memperhitungkan besar huruf, jenis huruf, sehingga jelas
dibaca oleh pengamat. Dalam
memandang, manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan oleh adanya
keterbatasan rentang gerakan kepala. Secara antropometrik gerakan ini disebut
sebagai rotasi leher dengan memiliki rentang yang dapat diupayakan sebesar 45
derajat ke arah kiri atau kanan secara horizontal tanpa menimbulkan ketegangan
atau ketidaknyamanan bagi sebagian besar orang.
Rentang gerak kepala dalam bidang vertikal
(sagital) dapat dilakukan mulai dari rentang 0 derajat sampai 30 derajat tanpa
menimbulkan perasaan tidak nyaman (Panero dan Zelnik, 2003). Sudut pandang
nyaman memandang ke atas pada kisaran 27 derajat, sudut pandang vertikal pada
kisaran 10 derajat, dan sudut pandang nyaman horizontal pada kisaran 45
derajat. Ada daerah visual bidang horizontal dikenal dengan istilah penglihatan
binocular yang besar sudutnya 60 derajat pada setiap arah. Di dalam bidang ini
bayangan tajam ditransmisikan ke otak sehingga muncul persepsi yang dalam, serta
dimungkinkan pengenalan perbedaan warna.
Jarak dan
sudut pandang yang nyaman
Dalam dunia nyata mata selalu digunakan untuk melihat semua
bentuk tiga dimensi. Mata dipaksa untuk dapat melihat objek yang sebenarnya
objek dua dimensi, dan kadang harus dilihat sebagai objek tiga dimensi dengan
teknik-teknik tertentu (Dowton dan Leedhan, 1992). Penglihatan mata manusia
dipakai untuk menghasilkan persepsi yang terorganisir oleh (1) gerak manusia,
(2) ukuran, bentuk, tekstur, dan warna benda dan (3) jarak antara penerima
stimuli dan objek pengamatan. Jarak penerima stimuli dengan objek, di antara
0,50 meter – 0,70 meter, tetapi jarak pengamatan ini tergantung pada besar
kecilnya lukisan. Jarak nyaman antar penerima stimuli dan lukisan di dinding
adalah sekitar 0,75 m. Sudut pandang
pengamatan terhadap kata-kata dan simbol yang dipajang di dinding (misalnya
poster, plakat) adalah 10 0 sampai 200
dari garis pandang untuk font, dan 50 derajat sampai 300 derajat dari garis
pandang bagi simbol-simbol. Di bawah dari batas-batas tersebut, baik kata-kata
ataupun simbol-simbol cendrung untuk tidak jelas dilihat, yaitu pada sudut
antara 30 derajat – 60 derajat dari garis pandang (Panero dan Zelnik, 2003).
Kasus pengamatan pada
benda: Komputer, handphone, kemasan produk tertentu
Grafis untuk benda-benda
kecil seperti huruf pada layar komputer, handphone, smart phone, label kemasan
obat dan sebagainya, juga memperhitungkan agar huruf yang tertera dapat dibaca
karena keterbatasan dan kekeliruan persepsi. Banyak kasus terjadi hurufnya
sangat kecil, sehingga bisa saja berkesan penipuan pada konsumen, karena tidak bisa
dibaca.
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLor6RqNbD32nnLpAjbXNJADA6t8clsUvjaojDnUp-opNuytNYsnfD6vH6f-_Jd9rmfyB9jnX5kmJfAfXmUhGNepX08xutZUW0gJt6Z7ryX6ibgh9FEXAQwAA7xHYNJGRPYTL9sc92AI0l/s1600/alfafishfix.jpg
3. Pengamatan
Objek Luar Ruang
Way Finding, untuk penunjuk arah
Sumber: http://www.dallasdigitalsigns.com/uploads/1/4/7/4/14748336/1752076_orig.jpg
Teori pengamatan menjelaskan batas-batas pengamatan manusia terhadap sebuah objek. Misalnya sewaktu memajang cermin, atau memajang gambar di dinding, maka akan diperoleh pengamatan yang paling baik terhadap objek yang dilihat.
Menurut Yoshinobu Ashihara (1978) antara objek yang diamati dengan
manusia pengamatnya harus terdapat keseimbangan. Pada dasarnya hal ini dapat
terjadi karena hubungan antara sebuah objek dan manusia yang melihatnya.
Hubungan itu mulanya ditentukan oleh penglihatan
Teori skala dapat dibedakan menjadi dua yaitu skala manusia
dan skala monumental. Skala manusia yaitu
yaitu perbandingan antara objek yang dengan diamati dengan dimensi tubuh
manusia.
Skala monumental, menurut Rustam Hakim (1987) adalah suatu skala
bentuk dan ruang yang besar sehingga manusia akan merasakan lebih kecil
dari objek yang di amati. Perasaan spiritual manusia akan terangkat oleh adanya
pengaruh nilai monumental, yaitu perasaan besarnya objek dan begitu kecilnya
manusia terhadap objek disamping besar sudut pandang manusia terhadap objek
yang ada. Dengan demikian, dalam hal ini
harus diperhitungkan perbandingan tinggi dan jarak benda itu terhadap manusia
yang mengamatinya.
Besarnya sudut pandang manusia normal, menurut Julius Panero
dan Martin Jelnik (1979) jika melihat lurus ke depan, dengan pandangan vertikal
di atas bidang pandangan horizontal adalah
25º. Jika melihat dalam posisi duduk, maka sudut pandang vertikal di
bawah pandang horizontal adalah 15º, Dengan
demikian, keseluruhan sudut pandang
vertikal adalah 40º. Sedangkan sudut
pandang mata manusia jika melihat ke depan dengan pandangan horizontal adalah sudut 60º
Jarak pandang seseorang terhadap sebuah objek (misalnya furniture street) akan menentukan kemampuan seseorang untuk
melihat objek furniture street secara sempurna. Diantaranya, dalam melihat
detail makin dekat detail semakin kelihatan, tetapi objek secara keseluruhan
akan menjadi kurang jelas. Pada jarak tertentu peranannya akan hilang sebagai
pengamat, semakin jauh akan timbul jarak pemisah antara orang dengan objek yang
diamatinya.
4. Persepsi Ambang Diferensial (JND)
JND sering juga disebut “Perbedaan terkecil dapat ditangkap antara
dua stimuli” yaitu: Perbedaan minimal
yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang hampir serupa. Ambang
diferensial sering disingkat dengan J. N. D (just noticeable difference) Contoh: Pepsi Cola mendesain ulang
berkali-kali label kaleng merahnya yang awalnya berbentuk tanda tangan ke
bentuk baru agar kelihatan tetap segar dan baru. Persoalan desain: bagaimana
desain lama tetap serupa dengan yang lama, tetapi penerima stimuli melihat
seakan ada yang baru pada produk itu.
Contoh di bawah adalah bagaimana JND dimanfaatkan untuk desain
sebuah Web.
Pada gambar 11 Di
sebelah kiri adalah kualitas gambar
maksimum menggunakan Adobe Photoshop yang disimpan dengan (74,9 KB). Di tengah adalah
gambar yang sama disimpan di High
Quality, meskipun ada sedikit perbedaan terlihat sekilas, ukuran file berkurang
menjadi 19,6 KB!, karena dikompresi dan disimpan dengan png (8-bit). Di sebelah
kanan kanan adalah gambar yang sama
disimpan pada kualitas rendah, tetapi dengan artefak sangat nyata (6.29 KB)
yang disimpan dengan gift. Ledgett, D. 2009, menganjurkan Anda untuk
menggunakan file gift, untuk situs Web, yang anda kelola, alasannya adalah sebagai berikut:
- Untuk desain Web, sangat penting untuk meminimalkan waktu loading dengan beban halaman yang lebih ringan, sebab halaman yang berat loading nya akan sangat lambat. Dengan menampilkan gambar yang lebih ringan penggunaannya akan lebih cepat.
- Tidak ada perbedaan yang nyata (JND), pada ketiga gambar ini walaupun disimpan dengan cara yang berbeda-beda (.jpg, png-8 bit dan .gift) hasil simpanan ini adalah 74,0 kb dengan jpg, dapat dikompresi menjadi 19.29 kb dengan ekstension .png; dan dapat pula dikompresi dengan ektension .gif dengan beban 6.29 kb.
- Menurut Ledget, mengompresi satu gambar bisa mengurangi sedikit beban pada keseluruhan ukuran halaman, caranya adalah dengan mengelola secara umum dengan mengoptimalkan gambar-gambar pada situs web Anda, yang akan menyebabkan bandwidth menjadi lebih kecil. Dengan menggunakan file yang lebih kecil, Anda dapat membuat loading halaman lebih cepat, tetapi para pemakai masih merasa bahwa gambarnya jauh lebih tajam.
- Waktu loading halaman Web, adalah faktor yang sangat penting dalam mempertahankan pengguna. Yaitu agar pengguna tidak lari ke situs lain,
- Menurut, Ledget, dalam satu polling online baru-baru ini, 51% responden, menunjukkan bahwa beban yang sangat berat sekian kali, dan lambat, adalah penyebab nomor satu yang mengusir mereka dari sebuah halaman web. Mengoptimalkan gambar dengan kb yang besar bukan satu-satunya cara untuk mempercepat website Anda, tetapi dengan memperhatikan saran di atas, itu adalah sebuah cara yang bagus untuk memulai.
5. Persepsi Sinyal (Signal)
Persepsi Sinyal (signal), persepsi terhadap sinyal-sinyal, manusia dipengaruhi oleh
berbagai hal dalam menerima sinyal, misalnya keadaan fisik, atensi, motivasi. Hal
ini dipelajari pada teori deteksi signal (signal
detection Theory. Ambang mutlak tidak benar-benar mutlak. Hal-hal seperti
motivasi atau keadaan fisik dapat mempengaruhi apa yang kita rasakan.
Contoh:
Istri saya bisa tidur dalam perang,
tetapi jika salah satu dari anak-anak nya merintih dia bangun!
Teori teori deteksi sinyal berevolusi dari perkembangan komunikasi dan peralatan radar paruh pertama abad ini. Teori ini kemudian bermigrasi ke bidang psikologi, awalnya sebagai bagian dari sensasi dan persepsi pada tahun sekitar 50-an dan 60-an sebagai upaya untuk memahami beberapa fitur dari perilaku manusia ketika mendeteksi rangsangan yang sangat samar yang tidak dapat dijelaskan oleh teori ambang batas tradisional.
Contoh:
Istri saya bisa tidur dalam perang,
tetapi jika salah satu dari anak-anak nya merintih dia bangun!
Teori teori deteksi sinyal berevolusi dari perkembangan komunikasi dan peralatan radar paruh pertama abad ini. Teori ini kemudian bermigrasi ke bidang psikologi, awalnya sebagai bagian dari sensasi dan persepsi pada tahun sekitar 50-an dan 60-an sebagai upaya untuk memahami beberapa fitur dari perilaku manusia ketika mendeteksi rangsangan yang sangat samar yang tidak dapat dijelaskan oleh teori ambang batas tradisional.
Situasi yang menarik adalah ini: Seseorang dihadapkan dengan stimulus yang
sangat samar atau membingungkan. Untuk mudahnya memungkinkan kita menyebutnya
stimulus sinyal. Orang harus membuat keputusan, apakah ada sinyal ada atau tidak. Apa yang membuat
situasi ini membingungkan dan sulit adalah
kehadiran dari kekacauan lain yang mirip dengan sinyal.
Pentingnya Kontras Warna dalam Desain
Beberapa kesimpulan
de·sign [di zn]:verb (past and past participle de·signed, present participle de·sign·ing, 3rd person present singular de·signs)
Arti kata Politik dalam KBBI
Literatur:
6. Pentingnya Kontras dalam Persepsi
Persepsi kontras penting
dalam menyampaikan kejelasan informasi visual.
Untuk menjelaskan kontras visual dapat melalui bentuk dan warna atau
pertentangan dua buah bentuk, misalnya pada susunan huruf, susunan warna, susunan bentuk dan seterusnya.
Misalnya, ribuan font tersedia di komputer. Jika Anda hanya ingin main-main dengan
informasi, tentu Anda akan memilih yang disukai, bukan yang jelas untuk
dilihat dan dibaca. Dari hasil penelitian ternyata font jenis serif seperi times new roman, baik dipakai untuk membaca buku. Dan tidak meletihkan mata, ketimbang jenis huruf sanserif. Demikian juga jika membaca susunan kalimat yang sangat panjang -- dari kiri kekanan di halaman buku -- akan meletihkan mata untuk
membaca. Oleh karena itu diperlukan dua kolom.
Font jenis sanserif seperti arial cocok untuk luar ruangan, walaupun ada saatnya juga dipakai untuk dalam ruang dan juga untuk buku karena sebuah pertimbangan kontras. Misalnya untuk menimbulkan efek kontras untuk membedakan heading dengan body teks, membedakan paragraf dengan dengan judul tabel, atau fotenote. Sebuah desain informasi juga tidak terlepas dari sistem pembacaan, kekontrasan, keselarasan dan, hirarkhi . Demikian juga dengan desain WEB, banyak hasil penelitian yang bisa dipakai untuk pertimbangan desain.
Font jenis sanserif seperti arial cocok untuk luar ruangan, walaupun ada saatnya juga dipakai untuk dalam ruang dan juga untuk buku karena sebuah pertimbangan kontras. Misalnya untuk menimbulkan efek kontras untuk membedakan heading dengan body teks, membedakan paragraf dengan dengan judul tabel, atau fotenote. Sebuah desain informasi juga tidak terlepas dari sistem pembacaan, kekontrasan, keselarasan dan, hirarkhi . Demikian juga dengan desain WEB, banyak hasil penelitian yang bisa dipakai untuk pertimbangan desain.
Gambar 13. Penerapan (aplikasi) efek kontras pada layout buku. Penulis punya pengalaman, karena komandan penerbit yang hanya mengerti mencetak dan tidak menghargai desain, beranggapan bahwa profit hanya dari segi penghematan kertas, sehingga semua informasi di padatkan. Komandan penerbit ini pikiran yang kurang bijaksana dan keliru, karena tidak memikirkan kenyamanan membaca (persepsi). Ruang kosong (negatif space) juga diperlukan, sama pentingnya dengan positif space. Kontras dilakukan melalui pemilihan teks yang berbeda dan kontras untuk pengamatan selintas, misalnya pada header dan keterangan gambar. Selanjutnya teks yang memerlukan pengamatan berulang dan lama dipakai jenis serif. Dari kaus ini kita melihat hubungan desain dengan politik (kekuasaan) dan dimensi sosial. Penentu desain bukan lagi ilmu desain tetapi yang menguasai desainer.
Sumber: http://www.expertsubjects.com/images/interiorFormatting/gallery/display/Buddha_Part3_col.jpg
Sumber: http://www.expertsubjects.com/images/interiorFormatting/gallery/display/Buddha_Part3_col.jpg
Font jenis Serif yang populer. Sumber: http://www.bulletinbag.com/blog/wp-content/uploads/2013/12/popular_serif_fonts.jpg
Kontras Penting
dalam DKV, sebab kontras dapat menjamin hal-hal yang disampaikan dalam
informasi (gambar, teks) dapat ditangkap dengan jelas. Secara fisiologis, semua kontras diukur dari besaran gelombang cahaya
yang sampai dimata, sebab semua benda yang terlihat adalah akibat langsung dari gelombang cahaya,
termasuk bentuk dan warna..
Kontras dalam desain juga bisa disampaikan dalam bentuk kata
sifat, yaitu kombinasi dua buah sifat yang berlawanan misalnya: besar-kecil,
halus-kasar, tua-muda, jelas-transparan, datang-pergi, negatif positif, kurus,
gemuk, lurus-bengkok, panjang–pendek, terang dan gelap,licin-kasar dan
sebagainya.
Pentingnya Kontras Warna dalam Desain
Menurut Arditi, Aries (2015), seorang pakar warna dari
Amerika, menyimpulkan bahwa kontras warna itu penting dalam seni dan desain
karena banyak orang yang tidak normal penglihatannya, dengan pengertian sel-sel
seperti “cones”, dan “rods” pada mata manusia dalam menangkap gelombang cahaya --setelah diteliti ternyata tidak seperti diduga orang -- banyak diantaranya
memiliki perbedaan dan kelainan. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian Aries, Arditi, 2005 (Low
Vision and Blindness Statistics).
Aries berkesimpulan, desain yang baik oleh desainer yang normal penglihatannya belum tentu akan menghasilkan desain yang berfungsi untuk semua orang, sebab orang yang terlihat normal pengamatannya setelah diteliti, belum tentu benar-benar normal. Oleh karena itu desain yang aman adalah yang memperhitungkan kekontrasan warna dan bentuk, dan pilihan warna tertentu (hal ini tidak akan diuraikan secara detail pada laman ini).
Secara fisiologis, sesuai dengan teori penerimaan gelombang cahaya pada mata. Kemungkinan sekali adanya perbedaan penerimaan gelombang cahaya pada bagian sel kerujut (cones) pada mata yang berbeda-beda pada setiap orang. Seperti yang diketahui sel kerucut ini adalah penerima tiga jenis gelombang warna (RGB). Bisa saja salah satu sel kerucut penerima ketiga jenis warna ini memiliki kelainan. Sedangkan sel batang pada mata, adalah penerima gelombang cahaya untuk malam hari. Dan orang ini bukan buta warna.
Aries berkesimpulan, desain yang baik oleh desainer yang normal penglihatannya belum tentu akan menghasilkan desain yang berfungsi untuk semua orang, sebab orang yang terlihat normal pengamatannya setelah diteliti, belum tentu benar-benar normal. Oleh karena itu desain yang aman adalah yang memperhitungkan kekontrasan warna dan bentuk, dan pilihan warna tertentu (hal ini tidak akan diuraikan secara detail pada laman ini).
Secara fisiologis, sesuai dengan teori penerimaan gelombang cahaya pada mata. Kemungkinan sekali adanya perbedaan penerimaan gelombang cahaya pada bagian sel kerujut (cones) pada mata yang berbeda-beda pada setiap orang. Seperti yang diketahui sel kerucut ini adalah penerima tiga jenis gelombang warna (RGB). Bisa saja salah satu sel kerucut penerima ketiga jenis warna ini memiliki kelainan. Sedangkan sel batang pada mata, adalah penerima gelombang cahaya untuk malam hari. Dan orang ini bukan buta warna.
Penglihatan
mata yang tidak sempurna (parsial), adalah akibat penuaan (usia tua) dan persepsi warna mata bawaan. Semua kekurangan kemampuan itu akan menghasilkan
perubahan persepsi yang mengurangi efektivitas dan aksessibilitas visual dari kombinasi warna tertentu.
Dua warna yang kontras serta tajam yang dihadapkan
kepada seseorang dengan penglihatan mata yang normal mungkin jauh berbeda hasilnya jika
dihadapkan kepada seseorang yang memiliki
gangguan penglihatan. Oleh karena itu penting untuk menghargai prinsip bahwa : kontras warna itu penting. Dan kontras warna
yang satu satu terhadap yang lain akan membuat
warna dilihat lebih jelas daripada warna dipasang secara individual.
Jadi mendesain itu bukan hanya butuh pengalaman dan penguasaan teknis tetapi juga membutuhkan pengetahuan/sains dan membaca hasil penelitian para pakar komunikasi visual. Sebab ilmu desain informasi (DKV) dapat terdiri dari berbagai cabang pengetahuan yang kadang-kadang tidak terduga.
Beberapa kesimpulan
- Uraian laman ini adalah bagian dari prinsip kognisi desain, disamping prinsip-prinsip lainnya seperti prinsip fungsi (function), prinsip administrasi, prinsip estetika. Prinsip kognisi desain ini ada yang dipelajari secara khusus pada bidang desain tertentu seperti DKV dan ada juga yang tidak. Pada bidang desain Arsitektur prinsip kognisi ini jarang dipelajari, kemungkinan sekali adalah kajian dan studi khusus untuk S2 di bidang Desain Perkotaan dan Lanscaping.
- Pengetahuan atau ilmu desain bukan satu-satunya penentu keberhasilan atau kesalahan desain seperti contoh di atas. Sebab bidang Desain adalah bidang yang erat hubungannya dengan pengambil keputusan di semua lini dan peringkat sosial. Jika ada kesalahan dan keberhasilan desain berarti bukan kesalahan dan keberhasilan desainer. Tetapi akibat pengambilan keputusan secara sosial dan kelompok.
- Oleh karena situasi dan kondisi sosial politik di Indonesia yang multi partai, maka bidang desain dan seni belum dihargai/diapresiasi. Karena bidang desain bukanlah bagian dari sistem politik dan kekuasaan atau minimal dilindungi oleh pemerintah. Akibatnya dapat dirasakan walaupun sudah lebih dari 60 tahun merdeka, kualitas lingkungan hidup dan desain Indonesia masih seperti seperti negara-negara yang baru saja merdeka. Artinya, perhatian masih saja seperti dulu waktu baru merdeka, yaitu hanya kepada dunia politik dan ekonomi (walaupun ada zamannya Bapeda) hanya diisi oleh orang-orang sosial , politik,dan ekonomi bukan bidang desain.
- Banyak yang tidak menyadari bahwa arti desain (desain) itu adalah "mengatur, tata atur, perencanaan dan perancangan (kata kerja transitif) yang erat hubungannya dengan kebijakan (policy) atau politik. Jika pemerintah tidak tertarik kepada desain berarti pemerintah tidak tertarik kepada hubungan pengambilan keputusan di berbagai lini dan peringkat sosial dengan desain. Pendidikan seni dan budaya sudah dipolitikkan, kapan giliran pendidikan desain?
- Untuk melihat hubungan dunia desain dengan politik lihat artikel ini (1) design and politics, (2) design as politic, (3) The relationship design and politics, (4) blog khusus design as politics lihat disini.
- Akibatnya, walaupun pendidikan desain dan seni sudah berkembang di Indonesia, yang memanfaatkan tenaga desain hanyalah bidang swasta seperti pemilik modal untuk kepentingan jasa dan produk-produk yang diproduksi dan yang di pasarkannya.
- Hal ini berbeda dengan negara Korea dan negara maju lainnya, dimana dunia desain dan seni adalah bagian dari dunia sosial-politik di negaranya. Artinya tenaga-tenaga desainer mengabdi untuk kepentingan negara, bukan hanya untuk kepentingan pemilik modal. Akibatnya dapat dilihat dimana tata lingkungan dan kehidupannya menjadi sangat teratur. (bisa dibaca di sini)
- Desain di India juga sudah dilindungi secara politik, sosial dan budaya dan mencita-citakan adanya kementerian desain di negaranya. Tahapan desain masuk ke wilayah sosial dan politik adalah sebagai berikut: Tahun 1961 berdiri National Institute of Design, 1970: Industrial Design Center, 2007: National Design Policy, 2009 : India Design Council, 2011 : Institute of National Importance, 2013: Deconstructing Design Education. Sumber. Prof. Ranjan, India.
- Di Indonesia baru ada Jakarta Design Center, untuk menampung kegiatan pemilik modal, pedagang mebel, furniture, interior, dan pengembang bangunan (yang rata-rata bukan di kuasai oleh pribumi).
- "sumber: http://www.yfcad.com/images/2009_12/jdc.jpg
Arti kata Desain:
de·sign [di zn]:verb (past and past participle de·signed, present participle de·sign·ing, 3rd person present singular de·signs)
- transitive and intransitive verb create detailed plan of something: to make a detailed plan of the form or structure of something, emphasizing features such as its appearance, convenience, and efficient functioning. a well-designed car interior
- transitive and intransitive verb plan and make something: to plan and make something in a skillful or artistic way
- transitive verb intend something for particular use: to intend something for a particular purpose.The scholarship was designed to aid foreign students.
- transitive verb invent something: to contrive, devise, or plan something .Microsoft® Encarta® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.
Arti kata Politik dalam KBBI
po·li·tik n 1 (pengetahuan)
mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan,
dasar pemerintahan): bersekolah di akademi --;
2 segala urusan dan tindakan
(kebijakan, siasat, dsb) mengenai
pemerintahan negara atau terhadap negara lain: -- dalam dan luar negeri; kedua
negara itu bekerja sama dl bidang -- , ekonomi, dan kebudayaan; partai --;
organisasi --;
3 cara bertindak (dl
menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan:
-- dagang; -- bahasa nasional;
- Arditi, Aries, 2005. Low
Vision and Blindness Statistics – CNIB, www.cnib.ca/en/about/.../Documents/VREBR_Chap1_May2005.doc?bcsi.
- Couto, Nasbahry, 2010, Psikologi Persepsi dalam Kawasan Desain Komunikasi Visual
- Robbins, Stephen, Management (2007, hal.174-184)
- Ashihara, Yoshinobu , (1978), Exterior Design in Architecture, NY: Mc Graw-Hill Book Company, USA
- Julius Panero dan Martin Jelnik (1979), Human Dimension and Interior Space. New York: Whitney Library of Design, The Architectural Press Ltd.
- Neufert Architect Data,
- Rustam Hakim (1987), Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap
- Goldsmith (1984)
- imgarcade.com, (http://www.lookfordiagnosis.com/mesh_info.php?term=Differential+Threshold)
- Leggett, David, 2009
- Dowton dan Leedhan, 1992
- http://jugookushal.wordpress.com/author/harshill12/
Glosari
DKV : Desain Komunikasi Visual atau Desain Informasi
Serif : Jenis font yang berkaki atau berkait, seperti Times New Roman
Signage: : Signage adalah sistem tanda-tanda, atau petunjuk dalam bentuk gambar, simbol atau kata-kata.
Subliminal adalah persepsi terhadap sesuatu tetapi tidak disadari
Invariant : adalah sebuah aliran penglihatan yang tidak bisa diubah, misalnya barisan jendela pada dinding gedung terlihat dari jauh seperti tekstur (lihat teori Gipson)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar