Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis blog ini

Rabu, 05 Agustus 2009

Teori Belajar dan Pembelajaran



Oleh
Prof. Dr. Lufri. M.S
Dosen Pendidikan Biologi FPMIPA UNP Padang
Cuplikan buku Strategi Pembelajaran Biologi (UNP Press 2007)



          Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran, merupakan hal membelajarkan—yang artinya mengacu kesegala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Dalam proses pembelajaran, komponen proses belajar memegang peranan yang sangat penting. Proses pembelajaran akan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar anak didik. Oleh karena itu, guru sangat penting memahami teori belajar dan pembelajaran, agar dapat memberikan bimbingan kepada anak didik sebaik-baiknya.


Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran, merupakan hal membelajarkan—yang artinya mengacu kesegala  daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa  belajar di dalam diri  orang tersebut. Dalam proses pembelajaran, komponen proses belajar memegang peranan yang sangat penting. Proses  pembelajaran akan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar anak didik. Oleh karena itu, guru sangat penting memahami teori belajar dan pembelajaran, agar dapat memberikan bimbingan kepada anak didik sebaik-baiknya.
Istilah pembelajaran, diperkenalkan sebagai pengganti istilah pengajaran, meskipun kedua istilah itu sering digunakan bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Dalam bahasa  Inggris hanya satu istilah untuk keduanya (pembelajaran dan pengajaran), yaitu instruction (Munandir, 2001)
Sebelum kita membahas teori-teori  belajar  yang berkembang dewasa ini terlebih dahulu akan dibahas prinsip-prinsip belajar dan hasil belajar, teori-teori belajar  yang dikembangkan sebelum abad ke 20 dan teori-teori belajar yang dikembangkan  pada abad ke 20. Perkembangan teor-teori belajar ini banyak melibatkan penelitian. Teori-teori belajar yang diberikan ini belumlah secara keseluruhan mendalam tapi baru sekedar untuk memberikan informasi umum  yang  merupakan pandangan historis. Setelah mempelajari  bab ini diharapkan Anda mampu:
1 ) menjelaskan pengertian belajar,
2) menjelaskan pengertian hasil belajar,
3) menjelaskan tiga macam teori belajar yang berkembang sbelum abad ke 20,
4)  menjelaskan dua macam teori belajar yang berkembang pada aba ke 20,
5) menjelaskan teori belajar penemuan (discovery learning),
6) menjelaskan teori belajar bermakna  (meaningful learning),
7) menjelaskan teori belajar menurut Gagne
8) menjelaskan teori  Peaget tentang perkembangan intelektual anak
9) menjelaskan teori pembentukan dan pemahaman konsep

2.1  Pengertian Belajar, Hasil Belajar dan Teori Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar
Sebagian besar ahli pendidikan telah  mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.  Sering pula ditemukan rumusan itu berbeda satu sama lainnya sesuai dengan sisi pandang masing-masing. Pada uraian ini akan dikemukakan beberapa rumusan tentang belajar yang umum digunakan.
Pertama, belajar didefinisikan sebagai modifikasi atau peneguhan perilaku melalaui pengalaman (learning is defined as the modification or strenghening of behavior through experiencing). Berdasarkan pengertian ini, belajar bukan suatu hasil dan bukan pula suatu tujuan tetapi merupakan sutu proses atau suatu aktivitas. Belajar tidak hanya proses mengingat atau menghafal, tetapi lebih jauh dari itu, yakni  proses mengalami sesuatu.  Pengertian ini berbeda dengan pengertian lama yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan. Pengertian lama ini bukan salah tetapi belum sempurna. Kedua,  belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Pengertian ini menekanakan pada interaksi individu dengan lingkungannya. Ketiga, belajar merupakan perpaduan kedua pengertian di atas, yaitu merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi pengalaman belajar.

2.1.2 Hasil Belajar
Setiap proses pembelajaran, keberhasilannya diukur dari  seberapa jauh  hasil belajar yang dicapai, di samping diukur dari segi prosesnya. Oleh karenanya, konsep hasil belajar penting dipahami. Menurut  Burton (1952) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi,  kemampuan (ability), dan ketrampilan. Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. Hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat beradaptasi (adabtable) atau tidak sederhana dan tidak statis. Belajar, pembelajaran dan hasil belajar berkaitan erat dengan teori belajar.  Bloom mengelomopkkan hasil belajar dalam tiga wilayah (domain) atau dikenal dengan taksonomi Bloom, yaitu: (1) ranah kognitif (pengetahuan), (2) ranah afektif (sikap), dan (3) ranah psikomotor (keterampilan). 

2.2 Teori Belajar Sebelum abad ke-20


Ada tiga teori yang terkenal, yaitu: (1) teori disiplin mental, (2) teori pengembangan alamiah (natural unfoldment) atau self-actualization, dan (3) teori apersepsi. Ketiga teori ini mempunyai satu ciri yang sama, yaitu teori-teori ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen. Ini berarti bahwa dasar orientasinya ialah filosofi atau spekulatif (Dahar, 1988)

a.  Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles)
Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Guru melatih para siswa, dan setiap hari diberi tes, dan para siswa yang belum pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi

  1. Teori perkembangan alamiah (natral unfoldment)
Menurut teori ini, anak akan berkembang secara alamiah. Pengembang teori ini adalah: Jean J. Roussseau (1712-1778); ahli pendidik Swiss Heinrich Pestalozzi (1746-1827);  ahli filsafat, pedidik dan penemu gerakan “Kindegarten” dari  Jerman Friedrich Froebel (1782-1852). Teori ini berlawanan dengan teori disiplin mental.

c.       Teori apersepsi (Johan  Friedrich Herbart (1776-1841)
Menurut teori ini, belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang sudah membentuk pikiran (mind). Teori ini berlawanan dengan teor disiplin mental dan teori alamiah.

2.3 Teori-teori Belajar Abad ke-20

Ada dua kelompok teori yang berkembang pda abad ke-20 ini, yaitu: (1) teori perilaku (behavioristik), yang berupa teori-teori stimulus-respons (S-R) conditionin, dan (2) teori-teori kognitif (kelompok Gestalt-field).

a.      Teori perilaku (Behavioristik)
Menurut teori ini, belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang dapat diamati, terjadi melalui stimulus-respons menurut prinsip-prinsip mekanistik. Nama-nama yang berhubungan dengan teori ini ialah: Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah ahli fisiologi dan farmakologi Rusia; E.L Thorndike; E.R.Guthrie; B.F. Skinner; R.M. Gagne; A. Bandura; dan beberapa yang lainnya.

b.      Teori kognitif (Gestalt-field)
Menurut teori ini, belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan insait-insait (insights), pandangan-pandangan (outlooks), harapan-harapan, atau pola-pola pikir. Kelompok ini berpendapat bahwa konsep orang, lingkungan psikologi, dan interaksi lebih memudahkan para guru dalam memberikan proses belajar. Konsep-konsep ini memungkinkan guru untuk melihat seseorang, lingkungan, dan interkasi dengan lingkungannya, semuanya itu terjadi pada waktu yang sama; inilah artinya “field.”  Selanjutnya, menurut kelompok  ini, bahwa perilaku yang tidak tampak atau yang tidak dapat diamati adalah mungkin untuk dipelajari dengan cara ilmiah, misalnya pikiran-pikiran (thoughts). Oleh karena kegiatan ini memusatkan diri pada menganalisa proses-proses kognitif, maka prinsip-prinsip dan kesimpulan-kesimpulan, mereka menyarankan teori ini disebut teori kognitif.
Bigge (1982) menyimpulkan perbedan kedua teori ini, yaitu: Pengikut teori perilaku menafsirkan belajar sebagai perubahan tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis yang disebut hubungan stimulus-respons (S-R), asosiasi-asosiasi, kekuatan kebiasaan,  atau kecenderungan perilaku. Sedangkan pengikut teori Gestalt-field (teori kognitif) mendefinisikan  belajar sebagai reorganisasi perseptual atau “cognitive field” untuk memperoleh pemahaman.

c.       Teori belajar penemuan (Discovery learning) Teori Bruner (1915-…)
Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi Rosser (1984): (1) Perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interkatif. Berlawanan dengan teori perilaku, Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan, tetapi juga dalam diri orang itu sendiri. (2) orang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh sebelumnya. Model Bruner ini mendekati sekali struktur kognitif Ausubel. Belajar sebagai proses kognitif, Bruner (1973) mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu: (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh dari Burner (1966) dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah, serta pengetahuan yang menyertainya, sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
d.      Teori belajar bermakna  (meaningful learning): Teori David Ausubel (1968
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Proses interkatif antara materi yang baru dipelajari dengan subsumer-subsumer inilah yang menjadi inti teori belajar asimilasi Ausubel. Proses ini disebut proses subsumsi. Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep yang relevan atau subsumer-subsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan. Begitu pula bila tidak ada usaha dilakukan untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan. Peta konsep, Ausubel sangat menekankan agar para guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa supaya berlangsung belajar bermakna. Tetapi Ausubel belum menemukan suatu alat atau cara bagi para guru yang dapat digunakan untuk terjadinya belajar bermakna. Novak dan Gowin (1985) dengan bukunya “Learning how to learn” mengemukakan bahwa belajar bermakna dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.
e.       Teori Gagne (1916-…)
    1) Hasil belajar, Gane mengemukakan  5 (lima) macam hasil belajar:  tiga diantarnya bersifat kognitif,  satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorik, yaitu: (1) keterampilan intelektual, (2)  strategi kognitif, (3) sikap, (4) informasi verbal, (5) keterampilan motorik.
     2) Kemampuan belajar, Gagne (1984, 1985) mengemukakan 5 kategori  kemampuan belajar, yaitu:
(1)   Informasi verbal
(2)   Kemampuan intelektual, yang terdiri dari:
a.       Diskriminasi
b.      Konsep konkrit
c.       Konsep abstrak
d.      Kaidah
e.       Kaidah tingkat lebih tinggi
(3)   Strategi kognitif
(4)   Sikap
(5)   Keterampilan motorik

f.       Tipe kondisi belajar, Gagne (1965) mengemukakan 8 tipe kondisi belajar
1.      Belajar tanda (signal learning)
2.      Belajar stimulus-response
3.      Merangkai (chaining)
4.      Belajar verbal Association
5.      Belajar multiple discrimination
6.      Belajar konsep
7.      Belajar prinsip
8.      Problem solving
g.      Teori Piaget
      1) Tiga aspek yang diteliti Piaget dalam perkembangan intelektual, yaitu: (1) struktur, (2) isi, dan (3) funfgsi.
            2)  Tingkat-tingkat perkembangan intelektual, yaitu: (1) sensori-motor (0-2 th), (2) pra-operasional (2-7 th), (3) operasional konkrit (7-11 th), dan (4)  operasi formal (11 th ke atas).

h.      Teori pembentukan dan pemahaman konsep (Degeng, 1989: 100-103)

      1)  Model Taba: Pembentukan konsep
Taba (1980) memperkenalkan strategi pengorganisasian pengajaran mikro, khusus untuk belajar konsep dengan pendekatan induktif. Strateginya terdiri dari  3 tahap: (1) pembentukan konsep, (2) interpretasi, dan (3) aplikasi prinsip

      2) Model Bruner: pemahaman konsep
Pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda. Dalam pemahaman konsep, konsep-konsep sudah ada sebelunya, sedangkan  dalam pembentukan konsep adalah sebaliknya, yaitu tindakan untuk membantuk kategori-kategori baru. Menurut Bruner (1980), kegiatan mengkategori meiliki dua komponen, yaitu: (1) tindakan membentuk konsep, (2) tindakan pemahaman konsep.

i.        Teori elaborasi (Degeng, 1989: 114)
          Teori elaborasi mempreskripsikan cara pengorganisasian pengajaran dengan mengikuti urutan umum ke khusus (rinci). Menurut Reigeluth dan Stein (1983)  ada 7 komponen strategi yang diintegrasikan ke dalam teori elaborasi ini: (1) urutan elaborasi, (2) urutan prasyarat belajar, (3) rangkuman, (4) sintesis, (5) analogi, (6) pengaktif strategi kognitif, dan (7) kontrol belajar

Ringkasan
Belajar merupakan suatu proses atau aktivitas individu dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi pengalaman belajar. Pembelajaran merupakan hal membelajarkan—yanng artinya mengacu kesegala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan (ability), dan keterampilan. Ada tiga teori belajar yang terkenal sebelum abab ke-20, yaitu: (1) teori disiplin mental, (2) teori pengembangan alamiah (natural unfoldment) atau self-actualization, dan (3) teori apersepsi. Dan ada dua kelompok teori belajar yang berkembang pda abad ke-20 ini, yaitu: (1) teori perilaku (behavioristik), yang berupa teori-teori stimulus-respons (S-R) condition, dan (2) teori-teori kognitif (kelompok Gestalt-field).

Perlatihan
Setelah Anda mempelajari bab ini kerjakanlah latihan berikut:
1 ) Jelaskan pengertian belajar belajar!
2)  Jelaskanlah pengertian hasil belajar!
3)  Jelaskan tiga macam teori belajar yang berkembang sbelum abad ke 20!
4)  Jelaskan dua macam teori belajar yang berkembang pada aba ke 20!
5) Jelaskan teori belajar penemuan (discovery learning)!
6) Jelaskan teori belajar bermakna  (meaningful learning)!
7) Jelaskan teori belajar menurut Gagne!
8) Jelaskan teori Peaget tentang perkembangan intelektual anak

Sering dilihat, yang lain mungkin penting